Tokyo (buseronline.com) – Konferensi Internasional Asosiasi Leksikografi Asia (AsiaLex) 2024 resmi dibuka di Toyo University, Tokyo, Kamis.
Acara ini dihadiri oleh Presiden AsiaLex, Kilim Nam dari Korea Selatan, dan berlangsung selama tiga hari. Konferensi ini menghadirkan tiga pembicara kunci: Yuri Komuro dari Chuo University, Hajime Kimura dari Toyo University, dan Robert Lew dari Adam Mickiewicz University.
Dalam konferensi ini, Indonesia turut menyumbangkan empat makalah. Kepala Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa (Badan Bahasa), E Aminudin Aziz, bersama Dora Amalia, mempresentasikan makalah berjudul “Towards 200.000 Entries in KBBI: Challenges and Opportunities,” yang membahas kebijakan dan tantangan pemerkayaan kosakata Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI).
Sementara itu, Kahar Dwi Prihantoro membahas makna istilah keagamaan dan sosial dalam KBBI melalui makalahnya yang berjudul “Reframing Headwords in A Monolingual Dictionary.”
Azhari Dasman, Umi Kulsum, dan Imam Budi Utomo menyajikan makalah mengenai pengaruh bahasa Minangkabau terhadap kosakata bahasa Indonesia dalam presentasi mereka yang berjudul “The Typology of Meaning of Minangkabau Loanwords in Indonesian Comprehensive Dictionary.”
Adista Nur Primantari dan Puspa Ruriana memaparkan desain dan prototipe kamus elektronik dialek-dialek bahasa Jawa Timur melalui makalah mereka “Kasada Living Dictionary: Cultural Framework and Challenges in Advancing Lexicography in Developing Settings of East Java.”
Konferensi ini juga menampilkan topik-topik penting dari negara-negara Asia lain terkait perkamusan dan peristilahan, dengan berbagai gagasan baru mengenai pengaruh teknologi dalam penyusunan kamus. Para peserta membahas cara menjaga relevansi kamus di era digital.
Indonesia mengajukan diri untuk menjadi tuan rumah AsiaLex 2026, dengan rencana penyelenggaraan di Yogyakarta dan tema mengenai kecerdasan buatan (AI) dalam leksikografi.
Pertemuan AsiaLex berikutnya akan diadakan di Shanghai, China, pada tahun 2025. (R)