28 C
Medan
Jumat, November 22, 2024

Menemukan Obat Tepat Melalui Informasi Genomik

Berita HariIni

- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -

Jakarta (buseronline.com) – Pemanfaatan data genomik kini semakin berkembang di Indonesia melalui program Biomedical and Genome Science Initiative (BGSi).

Salah satu manfaat dari inisiatif ini adalah kemampuan untuk menentukan obat yang paling sesuai dengan kondisi genetik individu. Melalui analisis yang disebut farmakogenomik, dokter dapat memberikan resep yang tepat, meminimalkan efek samping, dan meningkatkan efektivitas obat.

Irene Lorinda Indalao, Project Management Officer BGSi, menjelaskan bahwa farmakogenomik adalah metode penggunaan informasi genomik untuk menyesuaikan pengobatan, sehingga reaksi yang merugikan dapat dihindari.

“Laporan farmakogenomik ini dapat diperoleh oleh partisipan program BGSi yang ikut serta dalam pengambilan sampel darah, yang kemudian dianalisis secara genetik,” jelas Irene di Jakarta, Senin.

Irene menambahkan bahwa semua partisipan BGSi melalui platform SatuDNA akan menerima laporan farmakogenomik ini secara gratis. “Dengan informasi ini, dokter bisa mengetahui obat mana yang paling cocok untuk setiap individu berdasarkan profil genetik mereka, serta mengurangi risiko efek samping,” ujarnya.

Program BGSi sendiri diinisiasi oleh Kemenkes RI dan terbuka bagi seluruh masyarakat Indonesia, baik yang memiliki kondisi medis tertentu maupun yang sehat.

Pendaftaran program ini dapat dilakukan melalui aplikasi SATUSEHAT Mobile, di mana peserta hanya perlu mengisi data dan mengunggah dokumen pendukung untuk diverifikasi.

“Partisipasi dalam program ini bersifat sukarela dan tanpa biaya, asalkan memenuhi kriteria yang ditetapkan. Tidak ada batasan waktu untuk mendaftar, dan setiap partisipan yang lolos akan menjalani pengambilan sampel darah di rumah sakit yang berafiliasi dengan program BGSi,” lanjut Irene.

Dalam prosesnya, calon partisipan harus menjawab sejumlah pertanyaan diagnostik dan mengunggah dokumen pemeriksaan medis. Setelah diverifikasi, mereka bisa memilih jadwal dan lokasi pengambilan sampel darah di jejaring Hub BGSi. Hasil analisis genetik, termasuk laporan farmakogenomik, akan tersedia secara digital melalui aplikasi SATUSEHAT Mobile.

Irene menegaskan bahwa calon partisipan harus memberikan informasi yang akurat terkait kondisi kesehatan mereka. “Dokumen pendukung yang diunggah harus sesuai dengan kondisi kesehatan sebenarnya, sehingga proses verifikasi dapat dilakukan dengan tepat,” jelasnya.

Hasil analisis farmakogenomik ini nantinya akan menjadi panduan bagi dokter dalam meresepkan obat yang lebih aman dan efektif sesuai dengan kondisi genetik pasien. “Laporan farmakogenomik yang diperoleh dapat digunakan oleh dokter untuk mempertimbangkan perawatan yang paling tepat,” tutup Irene. (R)

Berita Lainnya

Berita Terbaru