Jakarta (buseronline.com) – Dalam satu dekade terakhir, perekonomian Indonesia menunjukkan kinerja yang baik dengan rata-rata pertumbuhan di atas 5 persen, inflasi terjaga, dan defisit fiskal yang positif.
Hal ini dicapai berkat kebijakan fiskal yang dikelola secara kredibel dan berkelanjutan, terlihat dari pertumbuhan penerimaan negara dari sisi kepabeanan dan cukai.
M Aflah Farobi, Direktur Penerimaan dan Perencanaan Strategis Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC) menyatakan bahwa dalam 10 tahun terakhir, target penerimaan bea dan cukai umumnya terpenuhi, meski ada beberapa tahun yang tidak mencapai target akibat penurunan harga komoditas seperti CPO dan tembakau.
“Target penerimaan pada tahun 2025 diproyeksikan mencapai Rp 301,6 triliun, naik 1,73% dari outlook 2024,” ungkap M Aflah dalam Media Gathering di Anyer, Serang, Kamis.
Untuk mencapai target tersebut, DJBC akan menerapkan berbagai kebijakan mendukung ekonomi, termasuk pemberian fasilitas kepabeanan, pengawasan, dan peningkatan infrastruktur IT serta sumber daya manusia.
M Aflah juga menjelaskan bahwa pemerintah akan menerapkan strategi ekstensifikasi dan intensifikasi cukai, dengan fokus pada produk sawit dan mineral, serta penguatan kebijakan pasca-pengawasan.
“Kami akan memanfaatkan teknologi untuk meningkatkan pelayanan dan pengawasan,” tuturnya.
Dengan berbagai langkah ini, pemerintah optimis dapat mencapai target penerimaan di tahun 2025 dan melanjutkan tren pertumbuhan yang positif. (R)