28 C
Medan
Kamis, September 19, 2024

Gelar Talkshow, RS Adam Malik Hadirkan Lima Pembicara Bahas Program Wisata Medis

Berita HariIni

- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -

Medan (buseronline.com) – Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) H Adam Malik menghadirkan lima pembicara saat menggelar acara talkshow dalam rangka Hari Kesehatan Nasional (HKN) ke-58 yang diperingati setiap tanggal 12 November.

Acara diskusi interaktif ini menghadirkan lima pembicara dengan dimoderatori oleh dr David Luther MKed (OG) SpOG(K). Talkshow ini membahas program wisata medis dengan tema “Hari Gini Berobat Keluar Negeri, Perlukah?” berlangsung di Gedung Paviliun RSUP H Adam Malik.

Ketua Peringatan HKN 2022 RSUP H Adam Malik dr Adlin Adnan SpTHT-KL (K) yang juga hadir sebagai narasumber menyampaikan bahwa sejumlah kegiatan telah dilaksanakan dalam rangkaian peringatan HKN ke-58 di rumah sakit vertikal Kemenkes RI ini.

“Kita melakukan kegiatan-kegiatan bakti sosial, mulai dari rangkaian donor darah, medical check up dengan diskon 58 persen, dan talkshow ini yang baru perdana tapi luar biasa. Semoga berdampak positif bagi masyarakat agar lebih mengenal RS Adam Malik,” jelas dokter yang juga menjabat sebagai Ketua Komite Medik RSUP H Adam Malik tersebut, Jumat (18/11/2022).

Kegiatan talkshow ini sendiri selain menjadi acara puncak dari peringatan HKN ke 58 di RSUP H Adam Malik, juga merupakan ajang promosi program wisata medis kepada masyarakat. Sesi diskusi interaktif ini pun ditayangkan secara daring melalui media Zoom, serta kanal YouTube dan akun Instagram resmi RSUP H Adam Malik. Dalam acara ini, turut hadir pula jajaran direksi dan manajemen RSUP H Adam Malik, para undangan, serta mayarakat umum.

Direktur Utama RSUP H Adam Malik dr Zainal Safri SpPD-KKV SpJP (K) dalam talkshow tersebut menyampaikan program wisata medis menjadi kewajiban semua pihak di bidang kesehatan untuk menyukseskannya.

Pemerintah Kota Medan sudah mengambil langkah untuk menginisiasi program wisata medis. Kemenkes RI pun telah menetapkan tujuh rumah sakit (RS) di Medan sebagai RS penyelenggara wisata medis. Salah satunya adalah RS Adam Malik yang merupakan satu-satunya RS kelas A di Sumut.

“Ini mimpi yang sangat mungkin untuk kita capai. Ini adalah kewajiban kita semua yang terlibat dalam bidang kesehatan di Sumut. Masyarakat harus bisa mengetahui bahwa tidak perlu lagi berobat keluar negeri. Kita sudah bagi-bagi RS mana yang advance (terdepan) dalam bidang tertentu. Misalnya, RS Adam Malik advance di kardiologi (penyakit jantung),” ucapnya.

Terkait pelaksanaan program wisata medis ini, narasumber lainnya, Kepala Dinas Pariwisata Kota Medan Drs Agus Suriyono pun menegaskan bahwa pihaknya siap mendukung dari sektor wisata. Agus mengaku terus mendorong setiap RS yang sudah ditetapkan sebagai penyelenggara wisata medis di Medan untuk membuat program promosi.

“Mari kita buat program-program lanjutan. Akan terus kita dorong. Setiap RS, ayo membuat konsep promosinya. Selanjutnya akan kita promosikan bersama-sama, salah satunya dengan menggunakan kekuatan media sosial,” kata Agus menyampaikan masukannya.

Sedangkan dari pihak keimigrasian yang juga diundang sebagai narasumber, Kepala Seksi Dokumen Perjalanan Kantor Imigrasi Kelas I Khusus TPI Medan Adityo Ariwibowo AMdIm SH yang mewakili Kantor Imigrasi Wilayah Sumatera Utara mengakui bahwa angka kunjungan masyarakat Sumut untuk berobat ke luar negeri, terutama Malaysia masih cukup tinggi.

“Sepanjang tahun 2022 ini saja sampai bulan Oktober, setidaknya ada sekitar 2.500 dari 50.000 orang yang mengajukan paspor dengan tujuan berobat,” ujarnya. Padahal, menurut Adityo, dia pun sepakat bahwa Kota Medan juga memiliki potensi dalam bidang wisata medis. Hanya saja, dia menekankan agar pengelolaan dan pemasarannya dilakukan lebih baik.

Narasumber lainnya, Destanul Aulia SKM MBA MEc PhD sebagai Ketua Medan Medical Tourism Board pun mengingatkan bahwa ada sejumlah alasan yang menyebabkan masyarakat memilih berobat keluar negeri. Di antaranya adalah lingkungan pelayanan kesehatan, kemampuan ekonomi, karakter sosial, dan perilaku kesehatan masyarakat.

“Dengan memahami faktor-faktor yang menyebabkan orang berobat keluar negeri ini, maka kita harus mulai memperbaikinya dari hulu sampai hilir. Kita bisa melakukannya melalui kolaborasi, seperti slogan Wali Kota Medan,” kata pria yang juga merupakan dosen FKM USU tersebut menambahkan.

Berita Lainnya

Berita Terbaru