28 C
Medan
Minggu, Oktober 6, 2024

Patuhi Aturan Konsumsi Obat Antibiotika Cegah Resistensi

Berita HariIni

- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -

Jakarta (buseronline.com) – Penggunaan antibiotika dalam melawan infeksi bakteri harus dilakukan dengan hati-hati untuk menghindari risiko resistensi, di mana bakteri menjadi kebal terhadap obat tersebut. Juru Bicara Kemenkes RI, dr Mohammad Syahril SpP MPH, menjelaskan bahwa resistensi antibiotika terjadi ketika bakteri tidak lagi dapat dibasmi oleh antibiotika yang ada.

“Resistensi ini sering disebabkan oleh penggunaan antibiotika yang tidak tepat, termasuk pemberian asal, dosis yang salah, dan lamanya pemakaian,” ungkap dr Syahril dalam keterangan pers di Jakarta, Jumat (27/9/2024).

Ia menegaskan pentingnya mengikuti aturan penggunaan antibiotika yang ditentukan oleh dokter. Pasien harus menghabiskan obat sesuai dengan dosis dan durasi yang telah diresepkan. “Jika dokter meresepkan antibiotika untuk tiga hari, maka pasien harus mematuhi durasi tersebut dan tidak hanya mengonsumsi satu hari,” lanjutnya.

Resistensi antibiotika dapat memperburuk kondisi pasien dan meningkatkan risiko penyebaran penyakit, kecacatan, bahkan kematian. Salah satu contohnya adalah tuberkulosis resisten (MDR-TB), yang memerlukan pengobatan selama enam bulan dengan kombinasi beberapa obat. Jika pengobatan tidak dijalankan sesuai ketentuan, bakteri TB dapat menjadi kebal dan menyulitkan pengobatan.

Meskipun MDR-TB dapat diobati dengan obat lini kedua, pengobatan ini lebih mahal dan rumit. dr Syahril mengingatkan masyarakat untuk tidak menggunakan antibiotika tanpa rekomendasi dokter dan untuk berhati-hati dengan penggunaan obat lain, seperti obat untuk batuk dan pilek.

“Masyarakat perlu memahami bahwa penggunaan antibiotika yang tepat adalah kunci dalam mengatasi resistensi bakteri dan mencegah dampak negatif yang ditimbulkan,” pungkasnya. (R)

Berita Lainnya

Berita Terbaru