30 C
Medan
Jumat, Oktober 18, 2024

Pemerintah Tingkatkan Daya Tarik Investasi Mendukung Pembangunan Ekonomi

Berita HariIni

- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -

Jakarta (buseronline.com) – Dalam satu dekade terakhir, ekonomi Indonesia menunjukkan kinerja yang positif, terutama setelah pandemi berakhir. Proyeksi dari Bank Dunia memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2024-2025 akan berada di kisaran 5%-5,2%, kembali ke laju pertumbuhan yang sama atau bahkan lebih tinggi dibandingkan sebelum pandemi.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, mengungkapkan bahwa inflasi di Indonesia terjaga dengan baik. Hingga September 2024, inflasi tercatat sebesar 1,84% (yoy), berada dalam rentang sasaran 2,5%±1%. Hal ini mencerminkan meningkatnya daya beli masyarakat yang mendukung momentum pertumbuhan ekonomi. Fenomena deflasi yang terjadi selama lima bulan berturut-turut dipengaruhi oleh penurunan harga sejumlah komoditas pangan.

“Kondisi pasar keuangan Indonesia relatif stabil. Nilai tukar Rupiah berada di level yang baik, dan indeks harga saham Indonesia tumbuh positif, sempat mencapai titik tertinggi di 7.905,39 pada 19 September 2024,” ujar Menko Airlangga saat memberikan keynote speach pada acara Perayaan 140 Tahun HSBC di Indonesia, Selasa (15/10/2024).

Menko Airlangga juga menegaskan bahwa Indonesia tetap menjadi negara yang menarik bagi investor. Rating and Investment Information, Inc. (R&I) telah mengafirmasi Sovereign Credit Rating (SCR) Republik Indonesia di peringkat BBB+, dua tingkat di atas investment grade dengan outlook positif. Peringkat daya saing Indonesia pun meningkat ke posisi tertinggi dalam sepuluh tahun terakhir, menempati peringkat ke-27 dalam IMD World Competitiveness Ranking 2024.

Pemerintah Indonesia berkomitmen untuk memberikan kemudahan investasi, terutama di 22 Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) dan sektor-sektor menjanjikan seperti Carbon Capture Storage (CCS), semikonduktor, green hydrogen, dan Small-Modular Reactors (SMRs). Untuk mendukung pertumbuhan jangka menengah panjang, pemerintah juga menyiapkan strategi baru yang meliputi digitalisasi, transisi energi, serta ketahanan sosial dan pemberdayaan masyarakat.

Industri perbankan, termasuk bank dengan jaringan internasional seperti HSBC, diharapkan dapat berperan aktif dalam mendukung aliran investasi asing ke Indonesia. Menko Airlangga menekankan pentingnya konektivitas antara investor dan pelaku usaha dalam negeri.

“Di tengah tantangan perdagangan internasional akibat konflik di Timur Tengah dan Rusia-Ukraina, peran HSBC menjadi semakin penting. Kami berharap HSBC dapat terus berkontribusi di Indonesia untuk 140 tahun ke depan,” pungkas Menko Airlangga.

Acara tersebut dihadiri oleh sejumlah tokoh penting, termasuk Group Chairman HSBC Holdings plc, Mark Tucker, dan Co-chief Executive Asia Pasific HSBC, Surendra Rosha. (R)

Berita Lainnya

Berita Terbaru