Jakarta (buseronline.com) – Menteri Investasi/Kepala BKPM, Rosan P Roeslani, mengungkapkan bahwa realisasi investasi pada Triwulan III 2024 menunjukkan pertumbuhan yang signifikan berkat konsistensi pemerintah dalam menjalankan kebijakan hilirisasi. Menurut Rosan, hilirisasi berperan penting dalam meningkatkan nilai tambah produk dan menciptakan lapangan kerja di Indonesia.
“Hilirisasi memainkan peran krusial dalam mendongkrak investasi di Indonesia. Kebijakan ini tidak hanya meningkatkan nilai tambah produk, tetapi juga membuka lapangan pekerjaan,” ujar Rosan dalam konferensi pers Realisasi Investasi Triwulan III 2024 dan Capaian Investasi 10 Tahun Pemerintahan Jokowi di Jakarta.
Kementerian Investasi/BKPM mencatat realisasi investasi pada triwulan ini mencapai Rp431,48 T, meningkat 15,24% dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya. Dari total tersebut, sektor hilirisasi menyumbang Rp91,51 T atau 21,2%, dengan penyerapan tenaga kerja mencapai 650.172 orang.
Rosan juga menyoroti peningkatan Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) yang naik 11,62% menjadi Rp198,83 T, serta Penanaman Modal Asing (PMA) yang meningkat 18,55% menjadi Rp232,65 T. Negara-negara seperti Singapura, Hongkong, dan Tiongkok menjadi penyumbang terbesar investasi asing. Sektor usaha yang mendominasi investasi antara lain Transportasi, Gudang, dan Telekomunikasi, diikuti oleh Industri Logam Dasar, serta Pertambangan.
Selain itu, realisasi investasi kumulatif sepanjang Januari hingga September 2024 telah mencapai Rp1,261 T, yang berarti 76,4% dari target akhir tahun sebesar Rp1,650 T telah terpenuhi. Sektor hilirisasi terus menjadi pilar utama dengan kontribusi sebesar Rp272,91 T atau 21,6% dari total investasi selama periode tersebut.
Selama 10 tahun pemerintahan Presiden Joko Widodo, realisasi investasi total mencapai Rp9,117,4 T, dengan penyerapan tenaga kerja lebih dari 13,8 juta orang. Rosan menekankan pentingnya kestabilan ekonomi dan politik dalam menarik minat investor untuk berinvestasi di Indonesia.
“Sektor manufaktur, yang telah tumbuh 15,5% selama 10 tahun terakhir, tetap menjadi tulang punggung ekonomi nasional. Pemerintah akan terus memperkuat sektor ini untuk meningkatkan kontribusinya terhadap investasi dan penciptaan lapangan kerja,” pungkas Rosan. (R)