27 C
Medan
Senin, Oktober 21, 2024

KSSK: Stabilitas Sistem Keuangan Indonesia Terjaga di Kuartal III 2024

Berita HariIni

- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -

Jakarta (buseronline.com) – Stabilitas Sistem Keuangan Indonesia pada kuartal ketiga tahun 2024 tetap terjaga, meskipun di tengah dinamika geopolitik global dan pelonggaran kebijakan moneter yang dilakukan oleh berbagai negara utama. Hal tersebut disampaikan oleh Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dalam konferensi pers Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) yang digelar di Kantor Bank Indonesia, Jakarta, Kamis (18/10/2024).

Sri Mulyani menjelaskan bahwa meredanya tekanan di pasar keuangan global berkontribusi positif terhadap perekonomian Indonesia. “Perekonomian domestik kita di triwulan ketiga diperkirakan tumbuh di atas 5%. Ini melanjutkan kinerja positif triwulan kedua tahun 2024, didorong oleh konsumsi rumah tangga dan investasi yang cukup solid,” ujarnya.

Menteri Keuangan menambahkan, pertumbuhan konsumsi rumah tangga terutama terjadi pada kelas menengah atas. Selain itu, investasi juga mengalami pertumbuhan seiring dengan akselerasi penyelesaian program dan proyek strategis nasional, termasuk pembangunan Ibu Kota Nusantara.

Dalam paparannya, Sri Mulyani menyebutkan bahwa inflasi tetap terjaga di kisaran 2,5 ± 1%. Inflasi indeks harga konsumen (IHK) tercatat rendah di semua komponen, mencapai 1,84% year on year pada bulan September 2024. Nilai tukar rupiah juga menunjukkan penguatan, didukung oleh kebijakan moneter Bank Indonesia yang konsisten serta aliran masuk modal kembali ke dalam negeri.

Sri Mulyani melanjutkan bahwa kinerja Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) hingga akhir Agustus tetap terjaga dengan baik. Defisit anggaran terkendali meskipun pendapatan negara mengalami kontraksi sebesar 2,5% year on year, sedangkan belanja negara tumbuh 15,3%. Hingga akhir Agustus 2024, surplus pada keseimbangan primer tercatat sebesar Rp161,8 triliun, dengan defisit Rp153,7 triliun atau 0,68% dari PDB, yang masih sesuai dengan target undang-undang APBN.

Pemerintah berkomitmen untuk mengoptimalkan peran APBN sebagai shock absorber untuk menjaga stabilitas ekonomi dan daya beli masyarakat di tengah ketidakpastian global. Ini termasuk program perlindungan sosial, stimulus fiskal untuk sektor strategis, dukungan transformasi industri, serta penguatan ketahanan fiskal melalui pengelolaan prudent.

Dalam konferensi pers ini, Sri Mulyani, yang juga menjabat sebagai Ketua KSSK, menggarisbawahi komitmen empat lembaga yang tergabung dalam KSSK untuk memperkuat koordinasi dan meningkatkan kewaspadaan terhadap risiko global yang dapat mempengaruhi perekonomian dan sektor keuangan domestik.

Turut hadir dalam konferensi pers tersebut Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo, Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Mahendra Siregar, dan Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) Purbaya Yudhi Sadewa. (R)

Berita Lainnya

Berita Terbaru