Jakarta (buseronline.com) – Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo mengungkapkan pencapaian signifikan dalam pemberantasan narkoba di Indonesia.
Sejak 2020 hingga 2024, Polri berhasil mengungkap narkoba dengan total barang bukti senilai Rp31,8 T. Kapolri menyatakan, angka tersebut setara dengan menyelamatkan sekitar 262 juta jiwa dari ancaman narkoba.
“Dengan barang bukti yang kami amankan, Polri telah berhasil menyelamatkan masyarakat dari bahaya narkoba yang dapat merusak jutaan jiwa,” ujar Kapolri dalam konferensi pers di Kompleks DPR, Senayan, Jakarta, Senin (11/11/24).
Dalam kurun waktu tersebut, Polri berhasil menangkap 264.188 tersangka yang terlibat dalam kasus narkoba dan menyita berbagai barang bukti.
Selain itu, Polri juga mengungkapkan adanya aset senilai Rp1,55 T yang disita terkait dengan tindak pidana narkoba.
Kapolri juga memaparkan strategi jangka pendek, menengah, dan panjang dalam pemberantasan narkoba yang terus dijalankan oleh Polri.
Untuk jangka pendek (1-2 tahun), Polri akan fokus pada penjagaan di kawasan perbatasan, transformasi digital dalam pengungkapan kasus narkoba, peningkatan kualitas penyidik, dan pembentukan kampung bebas narkoba.
Untuk jangka menengah (3-5 tahun), Polri berencana mengembangkan Satuan Tugas Khusus (Satgassus) narkoba di seluruh Polda dan 75% Polres, serta melakukan pemetaan peredaran narkoba di dark web. Selain itu, kapasitas laboratorium forensik juga akan ditingkatkan untuk menganalisis narkoba jenis baru, serta memperkuat kerja sama internasional.
Sementara itu, untuk jangka panjang (6-10 tahun), Polri akan memanfaatkan teknologi dalam analisis forensik digital dan pemetaan jaringan narkoba. Pengembangan Satgassus narkoba juga akan diperluas ke seluruh Polres, dan Polri akan membentuk pusat riset serta pengembangan strategi pemberantasan narkoba.
Kapolri menegaskan bahwa Polri terus berkomitmen untuk menindak tegas para pelaku kejahatan narkoba dan mengungkap jaringan narkoba hingga ke akar-akarnya.
Selain itu, Polri juga menjalin kerja sama dengan sejumlah negara untuk mencegah peredaran narkoba secara lintas negara. (R)