26 C
Medan
Jumat, November 15, 2024

Pertamina Perkuat Bisnis Rendah Karbon Mendukung Transisi Energi Berkelanjutan

Berita HariIni

- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -

Baku (buseronline.com) – PT Pertamina (Persero) semakin memperkuat bisnis rendah karbon sebagai bagian dari upayanya untuk mendukung transisi energi yang diusung pemerintah Indonesia.

Langkah ini bertujuan untuk mengurangi emisi karbon dan mendukung pencapaian target Net Zero Emissions (NZE) 2060, dengan terus mengedepankan inovasi dan teknologi yang ramah lingkungan.

Dalam gelaran COP29 di Baku, Azerbaijan, Utusan Khusus Indonesia untuk COP29, Hashim Djojohadikusumo, menegaskan pentingnya dukungan terhadap BUMN untuk mempercepat transisi energi.

Ia menyampaikan bahwa pemerintah Indonesia berkomitmen penuh untuk mempercepat transisi energi nasional guna mengurangi emisi karbon sekaligus menjaga keseimbangan antara pertumbuhan ekonomi dan keberlanjutan lingkungan.

“Kita di sini dengan satu tujuan, yaitu menyelamatkan planet ini untuk generasi mendatang. Di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo, Indonesia berkomitmen penuh mempercepat transisi energi nasional, bukan hanya untuk mengurangi emisi, tetapi juga untuk menciptakan keseimbangan antara pertumbuhan ekonomi dan keberlanjutan lingkungan,” ujar Hashim.

Sementara itu, CEO Pertamina New and Renewable Energy (PNRE), John Anis, dalam sesi CEO Climate Talks, mengungkapkan komitmen Pertamina untuk mendukung dekarbonisasi Indonesia dan mempercepat pencapaian NZE 2060.

Pertamina telah menetapkan sejumlah inisiatif dalam pengembangan energi bersih dan berupaya mempercepat dekarbonisasi melalui investasi di sektor energi terbarukan dan teknologi rendah karbon.

“Pertamina memiliki mandat besar dari pemerintah untuk menjadi motor penggerak bisnis rendah karbon serta dekarbonisasi di Indonesia. Ini bukan tugas yang mudah, tetapi kami telah memulai langkah-langkah konkret untuk mengembangkan investasi di bisnis rendah karbon dan energi bersih,” ungkap John Anis, Senin.

Sejak 2010, Pertamina telah berhasil mengurangi emisi sebanyak 8,5 juta ton CO2 melalui pengembangan biofuel, energi geotermal, serta teknologi pengurangan emisi seperti Carbon Capture and Storage (CCS) dan Carbon Capture, Utilization, and Storage (CCUS).

Selain itu, perusahaan juga terus mengembangkan portofolio energi terbarukan, termasuk bioetanol dan pengembangan baterai untuk kendaraan listrik.

Pertamina juga memiliki potensi besar dalam sektor energi geotermal, dengan kapasitas terpasang saat ini mencapai 672 MW, dan anak usaha Pertamina Geothermal Energy (PGE) berencana untuk meningkatkan kapasitas terpasang menjadi 1,4 GW pada 2029.

Di sektor hidrogen, Pertamina tengah berupaya menurunkan biaya produksi dengan inovasi teknologi, termasuk optimalisasi penggunaan listrik dalam proses elektrolisis. Teknologi ini diharapkan dapat menurunkan biaya produksi hidrogen hijau hingga 30% dalam waktu dekat.

“Untuk mencapai tujuan transisi energi ini, kami memerlukan dukungan dari berbagai pihak, termasuk akses pembiayaan yang inklusif serta insentif dari pemerintah yang dapat mendorong investasi di bidang energi terbarukan dan rendah karbon,” pungkas John Anis.

Dengan komitmen tersebut, Pertamina berperan aktif dalam mendukung target Net Zero Emissions 2060 dan memastikan kontribusinya terhadap pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs) melalui penerapan prinsip Environmental, Social & Governance (ESG) di seluruh lini bisnis dan operasi perusahaan. (R)

Berita Lainnya

Berita Terbaru