29 C
Medan
Senin, November 25, 2024

Menkes: Deteksi Dini Kanker Darah Jadi Kunci Penurunan Angka Kematian

Berita HariIni

- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -

Jakarta (buseronline.com) – Kanker darah, yang mencakup leukemia, limfoma, dan mieloma, semakin menjadi perhatian utama di Indonesia.

Menurut data Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI), lebih dari 10.000 orang di Indonesia, termasuk anak-anak, terdiagnosis kanker darah setiap tahunnya.

Fenomena ini memunculkan tantangan besar di sektor kesehatan, memerlukan upaya penanganan yang lebih komprehensif.

Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin menegaskan bahwa salah satu fokus utama dalam transformasi kesehatan Indonesia adalah penanganan kanker, dengan strategi utama adalah deteksi dini.

“Kanker harus segera diatasi, dan deteksi dini adalah langkah krusial untuk mengurangi angka kematian, menurunkan biaya pengobatan, dan meningkatkan kualitas hidup pasien,” ujar Menkes pada konferensi pers, Sabtu.

Sebagai bagian dari upaya ini, pemerintah telah mendistribusikan alat diagnostik seperti hematoanalyzer dan blood chemical analyzer ke lebih dari 10.000 puskesmas di seluruh Indonesia, dengan target distribusi lengkap pada 2027.

Alat ini memungkinkan deteksi dini kelainan pada darah yang bisa berpotensi menjadi kanker darah. Di rumah sakit perkotaan, pemerintah juga menyediakan alat tes PCR untuk tes molekuler yang lebih canggih.

Selain itu, pemerintah berencana membangun laboratorium kesehatan masyarakat di 514 kabupaten/kota yang akan dilengkapi dengan mesin PCR dan X-ray generasi terbaru.

Pemerintah juga menyasar teknologi pengujian yang lebih mutakhir, seperti tes sel tumor dan DNA, untuk meningkatkan kemampuan deteksi kanker.

Meski berbagai langkah strategis telah diterapkan, tantangan masih tetap ada, seperti rendahnya kesadaran masyarakat tentang pentingnya deteksi dini dan pengobatan kanker darah.

Banyak pasien baru terdiagnosis pada stadium lanjut, sementara keterbatasan fasilitas di beberapa daerah dan tingginya biaya pengobatan juga menjadi hambatan.

Untuk itu, pemerintah terus memperkuat fasilitas rumah sakit dengan alat diagnostik canggih, seperti digital pathology, flow cytometry, SPECT-CT, dan PET CT Scan. Pemerintah juga mengupayakan pendekatan multidisiplin dalam pengobatan kanker untuk meningkatkan peluang kesembuhan pasien.

Melalui distribusi alat canggih dan penerapan pengobatan lebih maju, Menkes berharap angka kematian akibat kanker darah dapat turun signifikan dan kualitas hidup pasien semakin meningkat. Dengan langkah-langkah ini, Indonesia diharapkan menjadi negara yang lebih siap menghadapi tantangan kanker di masa depan. (R)

Berita Lainnya

Berita Terbaru