Jakarta (buseronline.com) – Kementerian Kesehatan (Kemenkes) tengah mempercepat pemenuhan alat kesehatan guna mendukung implementasi transformasi layanan kesehatan primer di Indonesia.
Fokus utama pemenuhan alat kesehatan ini adalah pada fasilitas pelayanan kesehatan primer, khususnya Puskesmas, untuk meningkatkan kualitas layanan kesehatan masyarakat.
Direktur Jenderal Kesehatan Masyarakat Kemenkes RI, dr Maria Endang Sumiwi MPH, mengungkapkan bahwa Puskesmas masih membutuhkan banyak alat skrining dan diagnostik, seperti ultrasonografi (USG), elektrokardiografi (EKG), analizer hematologi, dan alat Tes Cepat Molekuler (TCM) untuk mendukung deteksi dini dan diagnosis penyakit.
“Alat-alat seperti USG, EKG, hematology analyzer, dan alat lainnya masih perlu diperbanyak di Puskesmas. Alat diagnostik seperti urine analyzer dan PoCT HbA1C juga belum tersedia di semua Puskesmas,” ujar dr Maria Endang dalam sebuah pernyataan, Selasa (26/11/2024).
Ia juga menambahkan, pemenuhan alat kesehatan ini penting untuk mendukung Puskesmas dalam menjalankan peranannya dalam menjaga kesehatan masyarakat, terutama dalam pencegahan dan deteksi dini penyakit.
Untuk mendukung transformasi kesehatan, Kemenkes juga mengimplementasikan proyek Strengthening of Primary Health Care (SOPHI), yang bertujuan mengatasi kesenjangan dalam sistem pelayanan kesehatan primer di Indonesia.
Proyek ini akan berfokus pada peningkatan kapasitas Puskesmas melalui revitalisasi jejaring layanan serta standarisasi pelayanan di Puskesmas, Puskesmas Pembantu (Pustu), dan Posyandu.
“Proyek SOPHI diharapkan dapat menghemat biaya perawatan kesehatan dengan lebih mengutamakan pencegahan dan perawatan yang hemat biaya. Fokus proyek ini adalah untuk meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan di tingkat primer dan memperkuat sistem kesehatan nasional,” lanjut dr Maria Endang.
Pemenuhan alat kesehatan ini akan dilakukan secara bertahap mulai tahun 2024 hingga 2028 di lebih dari 10.000 Puskesmas, Puskesmas Pembantu, dan Posyandu di seluruh Indonesia.
Untuk tahap pertama, sekitar 6.236 Puskesmas di 382 kabupaten/kota di 35 provinsi akan mendapatkan pemenuhan alat kesehatan yang dibutuhkan.
Selain itu, Puskesmas juga akan mengimplementasikan sistem pelayanan berbasis klaster sesuai dengan siklus hidup masyarakat.
Sistem ini akan membagi Puskesmas dalam lima klaster pelayanan: Manajemen, Ibu dan Anak, Kesehatan Dewasa dan Lanjut Usia, Penanggulangan Penyakit Menular dan Kesehatan Lingkungan, serta Lintas Klaster. Dengan sistem ini, diharapkan pelayanan akan lebih komprehensif dan terintegrasi.
“Kami berharap dengan pemenuhan alat kesehatan dan peningkatan kapasitas SDM, pelayanan di Puskesmas akan semakin efektif dan merata di seluruh Indonesia,” tutup dr Maria Endang. (R)