Jakarta (buseronline.com) – Pertamina New & Renewable Energy (Pertamina NRE) mengungkapkan komitmennya untuk mendukung swasembada energi dan keberlanjutan lingkungan di Indonesia. Komitmen ini disampaikan oleh CEO Pertamina NRE, John Anis, dalam keynote speech pada misi perdagangan Kanada ke Indonesia pada Senin.
John Anis menekankan pentingnya meningkatkan ketahanan energi di tengah situasi geopolitik dan ekonomi global yang mempengaruhi industri energi. Ia menegaskan bahwa untuk mencapai ketahanan energi dan keberlanjutan lingkungan, Indonesia perlu fokus pada kedua hal tersebut, yang sejalan dengan Asta Cita pemerintah.
“Pemerintah Indonesia telah menekankan dua hal penting, yaitu ketahanan energi dan keberlanjutan lingkungan, yang kami dukung sepenuhnya. Pertamina NRE berperan dalam mendukung transisi energi melalui pengembangan bisnis rendah karbon, salah satunya melalui bioethanol,” ujar John.
Sebagai bagian dari strategi tersebut, Pertamina NRE saat ini tengah berkolaborasi dengan PT Sinergi Gula Nusantara (SGN) untuk membangun pabrik bioethanol di Glenmore, Banyuwangi.
Pabrik ini diharapkan memiliki kapasitas produksi 30 ribu kiloliter (KL) per tahun, dengan bioethanol yang dihasilkan akan digunakan sebagai bahan baku bahan bakar nabati yang lebih ramah lingkungan.
John menambahkan bahwa meskipun saat ini bahan bakar fosil masih diperlukan untuk mendukung pertumbuhan ekonomi Indonesia yang diperkirakan mencapai 8 persen, penggunaan bahan bakar nabati yang dicampurkan dengan bahan bakar fosil menjadi solusi yang ramah lingkungan selama masa transisi energi.
Lebih lanjut, John menjelaskan bahwa Pertamina NRE juga aktif melakukan riset untuk mendiversifikasi bahan baku bioethanol, yang tidak hanya berasal dari tebu, tetapi juga dari sorgum, jagung, dan bahan baku lainnya.
Vice President Corporate Communication PT Pertamina (Persero), Fadjar Djoko Santoso, menyatakan bahwa Pertamina sebagai BUMN tidak hanya berfokus pada pemenuhan kebutuhan energi domestik, tetapi juga aktif mengembangkan energi bersih untuk masa depan yang berkelanjutan.
Bioethanol, menurut Fadjar, memiliki potensi besar sebagai sumber energi terbarukan di Indonesia, seiring dengan banyaknya sumber daya nabati yang tersedia.
Selain pengembangan bioethanol, Pertamina NRE juga memiliki portofolio energi hijau lainnya, seperti geothermal yang dikelola oleh PT Pertamina Geothermal Energy (PGE) dengan kapasitas terpasang 672 megawatt (MW), dan tenaga surya dengan kapasitas lebih dari 50 MW.
Pertamina juga sedang mengembangkan hidrogen rendah karbon di beberapa wilayah, seperti Lahendong di Sulawesi Utara dan Sumatera Bagian Selatan.
Pertamina terus berkomitmen untuk mendukung Indonesia mencapai target Net Zero Emission pada 2060 dengan menerapkan program-program yang berfokus pada keberlanjutan, serta menjalankan prinsip Environmental, Social & Governance (ESG) di seluruh lini bisnis dan operasionalnya. (R)