29 C
Medan
Kamis, Desember 19, 2024

Perubahan Kebiasaan untuk Mencegah Resistansi Antimikroba

Berita HariIni

- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -

Jakarta (buseronline.com) – Resistansi antimikroba (AMR) menjadi ancaman global yang berdampak luas pada kesehatan, lingkungan, dan ekonomi. Untuk meningkatkan kesadaran masyarakat, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI bersama mitra strategis menyelenggarakan acara puncak Pekan Kesadaran Resistansi Antimikroba Sedunia (WAAW) 2024 pada Minggu, di Bundaran HI, Jakarta, mengusung tema global “Educate, Advocate, Act Now” dan mengajak masyarakat untuk mengubah kebiasaan dalam penggunaan antibiotik.

Menteri Kesehatan RI, Budi Gunadi Sadikin, dalam sambutannya mengungkapkan kekhawatiran atas meningkatnya resistansi antibiotik di Indonesia. Ia menyoroti tingginya angka kematian akibat infeksi yang tidak lagi responsif terhadap antibiotik.

“Kita melihat pembelian antibiotik di Indonesia meningkat dari Rp5-6 T per tahun menjadi Rp10 T. Banyak yang digunakan tanpa resep dokter, bahkan mencemari lingkungan seperti sungai dan laut,” ujarnya.

Menurut Menkes, resistansi antibiotik juga merugikan sektor ekonomi, seperti penolakan produk laut Indonesia di pasar internasional akibat tingginya kadar antibiotik.

“Jika penggunaan antibiotik tidak dikontrol, di masa depan obat-obatan ini tidak lagi efektif. Ini adalah ancaman nyata yang membutuhkan perhatian serius,” tambahnya.

Direktur Jenderal Pelayanan Kesehatan Kemenkes, dr Azhar Jaya, menegaskan bahwa penanganan resistansi antimikroba memerlukan keterlibatan lintas sektor. “Ini bukan hanya soal kesehatan individu, tetapi juga menyangkut keberlanjutan ekosistem dan kesejahteraan ekonomi kita,” jelasnya.

Ia juga menekankan pentingnya edukasi untuk mendorong perubahan perilaku masyarakat. “Kami berharap kegiatan ini membuka wawasan publik dan menginspirasi tindakan nyata untuk melindungi masa depan generasi mendatang,” katanya.

Kemenkes mengajak masyarakat untuk menggunakan antibiotik secara bijak, hanya dengan resep dokter, serta menghindari pembelian bebas. Langkah ini diharapkan dapat mencegah meluasnya resistansi antibiotik, melindungi lingkungan, dan memastikan kesehatan generasi masa depan. (R)

Berita Lainnya

Berita Terbaru