Jakarta (buseronline.com) – Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Republik Indonesia mengirimkan 27 dokter spesialis untuk mengikuti program pendidikan dan penelitian di Republik Rakyat Tiongkok (RRT) dan Jepang.
Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin, secara resmi melepas para peserta program fellowship tersebut pada Senin, di Kantor Direktorat Jenderal Tenaga Kesehatan, Jakarta.
Program ini bertujuan untuk mengatasi kekurangan dokter spesialis jantung di Indonesia. Berdasarkan data Kemenkes, setiap tahun terdapat sekitar 550 ribu kematian akibat penyakit jantung, menjadikannya penyebab kematian tertinggi di Indonesia.
“Penyakit kardiovaskular adalah penyebab utama kematian di negara kita. Melalui program ini, kami ingin mempercepat peningkatan layanan kesehatan dengan mempersiapkan alat, tenaga medis, dan pembiayaan, mulai dari tingkat puskesmas hingga rumah sakit,” ujar Menteri Budi.
Kemenkes mencatat bahwa dari 514 kabupaten/kota di Indonesia, sebanyak 372 wilayah belum memiliki alat atau tenaga medis untuk layanan kardiovaskular, seperti kateterisasi jantung atau trombektomi.
Menkes menegaskan bahwa penguatan layanan kesehatan ini harus dilakukan di tingkat kabupaten/kota agar penanganan penyakit jantung dapat dilakukan dalam waktu kurang dari dua jam, tanpa harus dirujuk ke tingkat provinsi.
Untuk itu, pada batch ini Kemenkes mengirimkan 22 dokter spesialis kardiologi intervensi dan 5 dokter spesialis neurologi intervensi ke beberapa institusi ternama, seperti Fudan University Zhongshan Hospital dan Sapporo Cardiovascular Center.
Para peserta akan menjalani pendidikan intensif selama satu tahun untuk mendalami diagnosis, pengobatan, dan teknologi terbaru dalam menangani penyakit jantung.
Program ini didanai oleh Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) dan merupakan hasil kolaborasi antara Kemenkes dan Kementerian Keuangan.
Pada 2024, batch pertama telah memberangkatkan 16 dokter ke Tiongkok. Plt Direktur Jenderal Tenaga Kesehatan, dr Yuli Farianti MEpid, menyatakan bahwa program ini akan terus berlanjut dengan kuota tahunan untuk mengurangi kesenjangan layanan kesehatan di seluruh wilayah Indonesia.
Dr Bayushi Eka Putra, salah satu peserta yang akan mengikuti fellowship di Sapporo Cardiovascular Center, menyampaikan rasa terima kasihnya atas kesempatan tersebut.
“Program ini menjadi peluang besar bagi kami untuk belajar sekaligus berkontribusi lebih banyak kepada masyarakat,” ujarnya.
Menkes Budi berharap para peserta dapat memanfaatkan kesempatan ini untuk memberikan dampak positif di daerah masing-masing. “Bagikan pengalaman baik Anda kepada rekan-rekan di Indonesia. Tujuan utama kita adalah menyelamatkan nyawa masyarakat,” tuturnya.
Program ini menjadi bagian dari strategi transformasi kesehatan Indonesia yang diharapkan mampu meningkatkan akses dan kualitas layanan kesehatan secara merata di seluruh wilayah, membawa Indonesia menuju sistem kesehatan yang lebih maju dan inklusif. (R)