Jakarta (buseronline.com) – Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Abdul Mu’ti menegaskan pentingnya sinergi antara pemerintah dan organisasi masyarakat dalam mewujudkan pendidikan berkualitas bagi semua anak Indonesia.
Hal ini disampaikannya dalam pidato kunci di acara Tanwir I Aisyiyah yang digelar di Jakarta dan dihadiri sekitar 300 peserta, termasuk pimpinan Pusat Muhammadiyah, pimpinan Pusat Aisyiyah, serta perwakilan Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah.
Dalam sambutannya, Menteri Abdul Mu’ti mengapresiasi peran Aisyiyah sebagai mitra strategis pemerintah, khususnya dalam pengembangan pendidikan anak usia dini (PAUD). Ia menyoroti pentingnya program Wajib Belajar 13 Tahun, yang dimulai dari tingkat taman kanak-kanak.
“Saya mendapat informasi bahwa jumlah TK Aisyiyah mencapai 23 ribu, angka terbesar dibandingkan penyelenggara lainnya, bahkan lebih banyak daripada TK milik pemerintah. Ini menunjukkan peran besar Aisyiyah dalam dunia pendidikan,” ujar Abdul Mu’ti.
Menteri juga menyoroti pentingnya pendidikan inklusif bagi anak berkebutuhan khusus, yang hingga kini masih menghadapi keterbatasan dalam akses pendidikan. Ia berharap kerja sama antara Kemendikdasmen dan Aisyiyah dapat memperluas layanan pendidikan inklusif berbasis masyarakat.
Selain itu, Abdul Mu’ti mengapresiasi keberhasilan SMK Muhammadiyah dalam pengembangan pendidikan vokasi, terutama SMK Muhammadiyah Satu (Mutu) Cikampek, yang telah menjadi SMK Pusat Keunggulan (PK).
“SMK Mutu Cikampek ini luar biasa, dengan lebih dari 2.000 siswa dan inovasi yang terus berkembang. Inspirasi dari sini telah melahirkan SMK Muhammadiyah II (Muda) dan SMK Muhammadiyah III (Mutia) Cikampek. Kami berkomitmen agar lulusan SMK tidak hanya mendapatkan ijazah, tetapi juga sertifikasi keterampilan yang sesuai kebutuhan industri,” jelasnya.
Dalam pidatonya, Menteri juga menekankan pentingnya gerakan “Satu Desa, Satu TK” untuk memastikan setiap anak mendapatkan akses pendidikan sejak usia dini.
Ia juga memperkenalkan Program 7 Kebiasaan Anak Indonesia Hebat, yang bertujuan membangun karakter anak sejak dini melalui kebiasaan:
1. Bangun pagi,
2. Berdoa/beribadah,
3. Olahraga,
4. Makan sehat dan bergizi,
5. Gemar belajar,
6. Bermasyarakat,
7. Tidur cepat.
“Program ini sejalan dengan kebijakan Presiden Prabowo dan Wakil Presiden Gibran dalam memperkuat sumber daya manusia Indonesia. Kami berharap jaringan TK Aisyiyah dapat mempopulerkan kebiasaan ini, karena kesuksesan program ini memerlukan dukungan keluarga dan masyarakat,” tambahnya.
Mengakhiri pidatonya, Abdul Mu’ti berharap Tanwir I Aisyiyah dapat semakin memperkuat kolaborasi antara Kemendikdasmen dan Aisyiyah dalam mendukung pendidikan bermutu bagi seluruh anak Indonesia, termasuk di daerah tertinggal, terluar, dan terpencil (3T).
“Mudah-mudahan tema besar Tanwir ini, ‘Dinamisasi Perempuan Berkemajuan untuk Mewujudkan Indonesia Berkeadilan,’ dapat menjadi program nyata yang bersinergi dengan kebijakan pendidikan nasional,” tutupnya.
Dengan komitmen bersama ini, diharapkan pendidikan berkualitas semakin merata di seluruh Indonesia, memberikan kesempatan bagi setiap anak untuk mendapatkan hak pendidikan yang layak. (R)