![](https://buseronline.com/wp-content/uploads/2024/11/natal.jpeg)
Jakarta (buseronline.com) – Indonesia semakin menunjukkan eksistensinya di industri kesehatan hewan global dengan mengekspor vaksin ke 95 negara.
Terbaru, delegasi Republik Irak mengungkapkan ketertarikannya untuk mengimpor vaksin Lumpy Skin Disease (LSD) dan Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) dari Indonesia dalam kunjungan mereka ke Kementerian Pertanian pada Kamis.
Kunjungan yang dipimpin oleh Muntadher Mohammed Kareem ini diinisiasi dengan dukungan PT Vaksindo Satwa Nusantara, salah satu produsen vaksin hewan asal Indonesia yang telah berkiprah di pasar internasional.
Dalam pertemuan tersebut, Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan, Agung Suganda, menyambut baik ketertarikan Irak terhadap vaksin buatan Indonesia.
Namun, ia menjelaskan bahwa produksi vaksin LSD dan PMK di Indonesia saat ini masih terbatas pada satu serotipe.
“Prospek masa depan pengendalian penyakit zoonosis sangat menjanjikan. Dengan berkembangnya teknologi dan meningkatnya kolaborasi global, kita dapat berharap melihat lebih banyak vaksin dan obat baru yang efektif. Upaya ini tidak hanya akan melindungi hewan tetapi juga manusia, mencegah wabah besar, dan menjaga kesehatan global,” ujar Agung.
Dalam satu dekade terakhir, industri obat hewan di Indonesia berkembang pesat. Saat ini, terdapat 77 fasilitas produksi obat hewan yang tersebar di tujuh provinsi, memproduksi berbagai jenis produk mulai dari vaksin, farmasetik, premiks, hingga obat alami.
Indonesia juga telah mengekspor produk biologik (vaksin), farmasetik (antibakteri dan antiprotozoa), premiks (asam amino dan mineral), serta obat hewan lainnya ke 95 negara.
Nilai ekspor produk-produk ini mencapai USD1,9 M atau sekitar Rp29 T dalam periode 2017–2024.
Kementerian Pertanian memastikan kualitas dan keamanan obat hewan yang diproduksi di dalam negeri melalui mekanisme sertifikasi Cara Pembuatan Obat Hewan yang Baik (CPOHB) serta registrasi produk.
“Pengembangan obat hewan merupakan langkah penting menuju dunia yang lebih sehat. Dengan inovasi ini, kita tidak hanya melindungi hewan tetapi juga manusia dari ancaman penyakit yang dapat menyebar secara global,” tambah Agung.
Indonesia juga membuka peluang kerja sama lebih luas dengan Irak, termasuk dalam pertukaran ilmu pengetahuan, inovasi, serta investasi di bidang kesehatan hewan.
Dengan semakin luasnya jangkauan ekspor, Indonesia optimistis dapat memperkuat posisi sebagai pemain utama dalam industri vaksin hewan dunia. (R)