![](https://buseronline.com/wp-content/uploads/2024/11/natal.jpeg)
Semarang (buseronline.com) – Wisuda Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo Semarang periode Februari 2025 menjadi momen yang penuh haru.
Salah satu wisudawan, Muhammad Rizal Kan Nabhan, mahasiswa Prodi Pendidikan Kimia, Fakultas Sains dan Teknologi, menarik perhatian hadirin saat maju ke panggung dengan kursi roda yang didorong oleh orang tuanya.
Dari 1.095 wisudawan, perjalanan Rizal menuju panggung menjadi bukti nyata perjuangan dan ketekunan.
Beberapa tahun lalu, Rizal mengalami pecah pembuluh darah otak sebelah kiri, yang menyebabkan kelumpuhan pada sebagian tubuhnya.
Belum pulih sepenuhnya, ia kembali mengalami cobaan tiga minggu sebelum wisuda ketika mengalami kecelakaan yang menyebabkan dislokasi bahu kiri. Namun, kondisi tersebut tidak menghalangi semangatnya untuk menyelesaikan pendidikan.
Momen Rizal menerima pengalungan samir menjadi simbol keberanian dan tekad yang kuat. Tepuk tangan meriah dari rekan-rekan wisudawan mengiringi langkahnya yang perlahan, menunjukkan dukungan dan apresiasi atas perjuangannya.
Di balik keterbatasan fisiknya, Rizal tetap aktif berkarya. Ia dikenal sebagai penghobi catur dan programmer, serta aktif di UKM Ristek yang membantunya mengembangkan minat dalam teknologi dan penelitian. Semangatnya dalam menuntut ilmu mendapat apresiasi dari para dosen, termasuk Teguh Wibowo dan Lis Setyoningrum, yang turut mendukungnya selama perkuliahan.
Usai prosesi wisuda, Rizal menyampaikan pesan inspiratif kepada mahasiswa lainnya.
“Tetap semangat, jangan menyerah. Cukup saya saja yang pernah sakit parah, bahkan pernah mati suri,” ujarnya, Sabtu (8/2/2025).
Ia juga menegaskan bahwa setiap tantangan pasti memiliki jalan keluar.
“Jangan biarkan hambatan menghalangi impian kalian. Teruslah berjuang, ikuti alurnya, dan insyaAllah akan ada jalan yang lebih baik,” tambahnya dengan penuh keyakinan.
Bagi Rizal, masa kuliah di UIN Walisongo Semarang dipenuhi dengan berbagai pengalaman berharga. Salah satu momen yang paling berkesan adalah saat mengikuti Kuliah Kerja Nyata (KKN) yang memberinya kesempatan untuk membangun persahabatan dan memperdalam interaksi sosial.
Kegiatan di UKM Ristek juga menjadi bagian penting dalam perjalanan akademiknya. Di sana, ia belajar banyak hal baru dan mengembangkan keterampilan yang akan berguna bagi masa depannya.
Keberhasilan Rizal meraih gelar sarjana menjadi bukti bahwa keterbatasan fisik bukanlah penghalang untuk menggapai impian. Kisahnya telah menginspirasi banyak orang, terutama mahasiswa dan generasi muda, agar tidak mudah menyerah dalam menghadapi rintangan hidup.
UIN Walisongo Semarang kembali membuktikan komitmennya dalam mencetak lulusan yang tidak hanya unggul secara akademik, tetapi juga memiliki ketangguhan, semangat pantang menyerah, dan dedikasi yang luar biasa.
Kisah Rizal Kan Nabhan akan terus dikenang sebagai simbol perjuangan dan inspirasi bagi siapa saja yang berusaha meraih impian, meskipun di tengah berbagai keterbatasan. (R)