![](https://buseronline.com/wp-content/uploads/2024/11/natal.jpeg)
Surabaya (buseronline.com) – Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen), Abdul Mu’ti, hadir sebagai pembicara kunci dalam School Innovator Summit 2025 yang diselenggarakan di Sekolah Alam Insan Madani (SAIM), Surabaya, pada Sabtu.
Acara ini menjadi ajang kolaborasi antar sekolah di Indonesia untuk mendorong inovasi pembelajaran dalam rangka menyongsong Indonesia Emas 2045.
Acara yang telah dibuka pendaftarannya sejak November 2024 ini menarik perhatian 100 sekolah inovatif dari berbagai daerah di Indonesia serta lebih dari 300 peserta, baik dari sekolah negeri maupun swasta.
Dalam sambutannya, Menteri Mu’ti mengapresiasi inisiatif SAIM dalam menyelenggarakan acara ini.
“Saya ucapkan terima kasih kepada seluruh jajaran SAIM atas prakarsa luar biasa ini. Semoga pertemuan ini bisa melahirkan gagasan-gagasan baru yang berdampak bagi dunia pendidikan,” ujarnya.
Menteri Mu’ti menegaskan bahwa inovasi dalam pendidikan harus berorientasi pada masa depan dan tetap berlandaskan nilai-nilai spiritual serta pengembangan karakter.
Pendidikan tidak boleh hanya mengikuti tren pasar, tetapi harus memiliki fondasi teologis yang kuat.
“Fondasi teologis dalam pendidikan memberikan makna bahwa layanan pendidikan bukan sekadar memenuhi permintaan pasar, tetapi juga menjadi bagian dari aktualisasi konsep Ketuhanan dalam membangun karakter peserta didik,” jelasnya.
Selain itu, ia menekankan bahwa inovasi tidak selalu harus berupa terobosan besar, tetapi juga bisa berupa perubahan kecil yang bermakna.
“Seorang inovator harus berani keluar dari ‘kotak’, mengambil risiko, dan tidak takut tidak populer. Jika hanya berada di zona nyaman, maka tidak akan ada perubahan,” tegasnya.
Menteri Mu’ti juga menyoroti pentingnya kolaborasi dalam mewujudkan inovasi pendidikan.
Menurutnya, kerja sama antara sekolah negeri dan swasta, serta antara pemerintah dan sektor swasta, sangat diperlukan agar sistem pendidikan semakin maju.
“Kami tidak menutup mata bahwa sekolah swasta memiliki banyak praktik baik yang bisa menjadi inspirasi bagi sekolah negeri. Pemerintah terbuka untuk mengadaptasi berbagai inovasi yang bermanfaat bagi pendidikan nasional,” katanya.
Direktur Pendidikan SAIM, Aziz Badiansyah, berharap bahwa peserta School Innovator Summit 2025 dapat mengembangkan inovasi di sekolah masing-masing.
“Acara ini menjadi wadah untuk saling bertukar ide dan mengadopsi inovasi-inovasi yang telah terbukti berhasil di sekolah lain,” ujarnya.
Sejak didirikan pada tahun 2000, SAIM telah menjadi pelopor sistem pendidikan alternatif yang menekankan pada pendekatan inovatif dalam pembelajaran.
Aziz menekankan bahwa inovasi bukan sekadar tren, tetapi merupakan proses berkelanjutan untuk meningkatkan mutu pendidikan.
“Inovasi dalam pendidikan mencakup pengembangan kurikulum, pemanfaatan teknologi, serta pendekatan pengajaran yang lebih efektif untuk memenuhi kebutuhan siswa dan masyarakat,” tambahnya.
Selain menjadi pembicara kunci, Menteri Mu’ti juga meresmikan SAIM East 2, sebuah pengembangan baru dari SAIM yang bertujuan untuk semakin memperkuat sistem pendidikan berbasis inovasi di Indonesia. (R)