26 C
Medan
Rabu, Februari 12, 2025

Dukung Kesehatan dan Prestasi Siswa, Pemerintah Gencarkan Program Makan Bergizi Gratis

Berita HariIni

- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -

Sorong (buseronline.com) – Pemerintah terus menunjukkan komitmennya dalam meningkatkan kualitas pendidikan dan kesejahteraan siswa melalui Program Makan Bergizi Gratis (MBG).

Sejak diluncurkan pada 13 Januari 2025, program ini telah berjalan di 294 sekolah di Kota Sorong, dengan total penerima manfaat mencapai 59.803 siswa.

Dalam kunjungan kerjanya ke Kota Sorong, Wakil Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Wamendikdasmen), Fajar Riza Ul Haq, menegaskan bahwa program ini bukan sekadar penyediaan makanan bagi siswa, tetapi juga bagian dari strategi nasional untuk meningkatkan kualitas pendidikan.

“Banyak anak datang ke sekolah dalam kondisi lapar, yang tentu memengaruhi konsentrasi dan prestasi mereka. Program ini hadir untuk memastikan setiap anak mendapatkan asupan nutrisi yang cukup agar mereka bisa belajar dengan lebih fokus dan optimal,” ujar Wamen Fajar dalam dialog dengan guru dan kepala sekolah di SD Negeri 24 Rufei, Kota Sorong, pada Sabtu.

Selain meningkatkan kesehatan siswa, MBG juga berperan dalam menanamkan disiplin, kebersihan, dan kebiasaan makan sehat.

Dengan adanya jadwal makan yang teratur dan pengawasan gizi, anak-anak tidak hanya mendapatkan nutrisi yang lebih baik tetapi juga memahami pentingnya pola makan sehat.

Kepala Sekolah SD Negeri 24 Rufei, Sientje Martentji Ajomi, mengungkapkan rasa syukurnya atas terselenggaranya program ini.

“Anak-anak sangat antusias setiap kali jam makan tiba, dan kami melihat perubahan besar dalam semangat belajar mereka. Mereka lebih fokus, lebih aktif bertanya, dan lebih ceria sepanjang hari. Harapan kami, program ini terus berlanjut dan ditambah dengan asupan lain seperti susu,” ungkapnya.

Senada dengan itu, Mince Kambu, Kepala Sekolah SD Negeri 9 Kota Sorong, juga melihat perubahan signifikan pada siswa setelah menerima makanan bergizi secara rutin.

“Sebelumnya, anak-anak mudah lelah dan sulit fokus saat belajar matematika. Sekarang, mereka lebih bersemangat dan bahkan ingin belajar lebih lama. Ada anak-anak yang sebelumnya malas datang ke sekolah, kini hadir setiap hari karena mereka tahu ada makanan bergizi yang menanti mereka,” tuturnya.

Sementara itu, Agustinus Kambuaya, Kepala Sekolah SMA Negeri 4 Kota Sorong, berharap program ini dapat berjalan berkelanjutan.

“Kami menerima program ini sejak November lalu, dan hasilnya sangat positif. Anak-anak lebih bersemangat belajar dan menunjukkan peningkatan dalam aktivitas akademik. Harapan kami, program ini terus berlanjut tanpa terputus,” ujarnya.

Wamen Fajar menjelaskan bahwa program ini akan dilaksanakan secara bertahap, dengan target semua sekolah yang membutuhkan dapat menikmati manfaat MBG pada akhir tahun 2025.

“Program ini berjalan bertahap karena ada banyak faktor yang perlu dipertimbangkan, seperti kesiapan infrastruktur dan sumber daya. Namun, pemerintah berkomitmen penuh agar semua anak Indonesia yang membutuhkan bisa menerima manfaatnya,” jelasnya.

Saat ini, pemerintah telah mengalokasikan Rp71 T untuk MBG, dan jumlah ini akan meningkat menjadi Rp171 T pada akhir tahun 2025.

Prioritas utama diberikan kepada sekolah-sekolah dengan siswa dari keluarga kurang mampu atau berada di daerah dengan tingkat kerawanan pangan tinggi.

“Kami fokus pada sekolah-sekolah yang benar-benar membutuhkan. Diharapkan, pada akhir 2025, seluruh sekolah yang memenuhi kriteria bisa menerima manfaat dari program MBG,” tambahnya.

Selain MBG, Wamen Fajar juga menyoroti berbagai kebijakan lain yang tengah diterapkan pemerintah untuk meningkatkan kualitas pendidikan, antara lain:

1. Redistribusi Guru P3K ke sekolah-sekolah swasta yang kekurangan tenaga pendidik.

2. Pemberian insentif bagi guru honorer yang belum tersertifikasi untuk meningkatkan kesejahteraan mereka.

3. Beasiswa bagi guru yang belum memiliki gelar S1/D4 agar mereka dapat melanjutkan pendidikan dengan sistem lebih fleksibel.

4. Pengurangan beban administrasi guru, sehingga mereka bisa lebih fokus mengajar dan mendampingi siswa.

5. Peningkatan peran guru konseling, terutama dalam mendukung perkembangan psikologis dan sosial siswa.

Semua kebijakan ini bertujuan untuk menciptakan sistem pendidikan yang lebih adil, di mana setiap anak, baik di perkotaan maupun di daerah terpencil, memiliki kesempatan yang sama untuk mendapatkan pendidikan berkualitas.

“Kami ingin memastikan bahwa tidak ada anak yang tertinggal hanya karena faktor ekonomi atau lokasi. Pendidikan adalah hak setiap anak Indonesia, dan kami akan terus berjuang untuk mewujudkannya,” tutup Wamen Fajar. (R)

Berita Lainnya

Berita Terbaru