30 C
Medan
Senin, Maret 10, 2025

Bahasa Ibu sebagai Pilar Pendidikan, Kemendikdasmen Gencarkan Penguatan

Berita HariIni

- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -

Jakarta (buseronline.com) – Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) melalui Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa (Badan Bahasa) terus mendorong penggunaan bahasa ibu dalam pendidikan.

Dalam rangka memperingati Hari Bahasa Ibu Internasional (HBII) 2025, Kemendikdasmen menggelar Gelar Wicara di Aula Sasadu, Badan Bahasa, Jakarta, pada Selasa.

Acara ini dihadiri oleh berbagai tokoh pendidikan, termasuk Wakil Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah, Atip Latipulhayat, Kepala Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Hafidz Muksin, serta Kepala Pusat Standar dan Kebijakan Pendidikan, Irsyad Zamjani.

Dalam sambutannya, Wamen Atip menegaskan pentingnya menjaga keberagaman bahasa daerah di Indonesia.

“Trigatra Bangun Bahasa merupakan slogan yang sangat tepat dalam peringatan HBII ini. Indonesia memiliki 718 bahasa daerah yang mencerminkan peradaban bangsa. Tidak semua negara memiliki bahasa daerah, bahkan ada yang masih berjuang untuk memiliki bahasa persatuan,” ujarnya.

Ia juga menyoroti pentingnya penggunaan bahasa ibu sebagai bahasa pengantar bagi anak-anak usia dini.

“Bahasa ibu perlu digunakan sebagai bahasa pengantar pada usia emas. Ingatan anak terhadap bahasa ibu di usia ini akan lebih kuat dan tidak mudah tergantikan oleh bahasa lain,” tambahnya.

Kepala Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Hafidz Muksin, menyampaikan bahwa pihaknya telah menjalankan Revitalisasi Bahasa Daerah (RBD) sejak 2021 untuk melindungi bahasa dan sastra daerah di Indonesia.

“Hingga 2024, sebanyak 114 bahasa daerah telah direvitalisasi. Pada 2025, program ini akan diperluas ke 120 bahasa daerah dengan fokus pada penutur asli dari jenjang Sekolah Dasar dan Sekolah Menengah Pertama,” jelasnya.

Sementara itu, Sekretaris Badan Bahasa, Ganjar Harimansyah, mengingatkan bahwa HBII ke-25 ini merupakan momentum penting untuk terus melestarikan bahasa ibu sebagai bagian dari identitas bangsa.

“Bahasa adalah cerminan peradaban. Indonesia telah berhasil mempertahankan bahasa persatuan di tengah keberagaman bahasa daerah,” ujarnya.

Dalam sesi diskusi, Kepala Pusat Standar dan Kebijakan Pendidikan, Irsyad Zamjani, menyampaikan materi berjudul “Manfaat Penggunaan Bahasa Ibu sebagai Bahasa Transisi Pembelajaran di Kelas Awal SD”.

Ia menjelaskan bahwa penggunaan bahasa ibu dalam pembelajaran mampu meningkatkan partisipasi dan capaian belajar siswa.

“Pembelajaran dengan bahasa ibu membuat siswa lebih aktif dan mudah memahami materi. Namun, di daerah multikultural, bahasa Indonesia tetap perlu digunakan untuk menjaga kesetaraan dalam pembelajaran,” jelasnya.

Selain diskusi panel, peringatan HBII 2025 juga dimeriahkan dengan berbagai kegiatan, termasuk pertunjukan seni dan festival bahasa. Salah satu acara yang menarik perhatian adalah stand-up comedy yang dibawakan oleh Fira Adelia Wibowo, juara Lawakan Tunggal Betawi tingkat SD dalam Festival Tunas Bahasa Ibu (FTBI) Provinsi Banten dan DKI Jakarta 2024.

Dengan rangkaian kegiatan ini, Kemendikdasmen berharap semakin banyak pihak yang berkontribusi dalam upaya melestarikan bahasa ibu, baik di tingkat pusat maupun daerah. (R)

Berita Lainnya

Berita Terbaru