26 C
Medan
Senin, Maret 10, 2025

Ramadan Ramah Anak: Luangkan Sejam Tanpa Gawai

Berita HariIni

- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -

Jakarta (buseronline.com) – Dalam upaya menciptakan Ramadan yang lebih bermakna bagi anak-anak Indonesia, enam kementerian bersama-sama mendeklarasikan Gerakan Ramadan Ramah Anak di Aula Heritage, Kemenko PMK, Jakarta, Rabu.

Program utama gerakan ini adalah “1 Jam Berkualitas Tanpa Gawai” dengan tagline “Ramadan Ceria, Anak Bahagia”, yang bertujuan memperkuat interaksi dalam keluarga tanpa gangguan teknologi.

Acara ini dihadiri oleh Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen), Abdul Mu’ti; Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Pratikno; Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Arifah Fauzi; Menteri Agama, Nasaruddin Umar; Menteri Komunikasi dan Digital, Meutya Hafid; serta Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga, Wihaji.

Dalam sambutannya, Menteri Abdul Mu’ti menegaskan bahwa Ramadan merupakan waktu yang tepat untuk membentuk karakter anak melalui kebiasaan positif dalam keluarga.

“Ramadan adalah momen terbaik untuk menanamkan kebiasaan baik, seperti bangun pagi, beribadah, berolahraga, makan sehat, gemar belajar, bersosialisasi, dan tidur tepat waktu. Dengan kedekatan keluarga yang lebih erat, anak-anak akan tumbuh menjadi pribadi yang kuat, cerdas, dan berakhlak baik,” ujarnya.

Gerakan Ramadan Ramah Anak juga melibatkan satuan pendidikan dalam mendorong anak-anak untuk menulis dan bercerita tentang pengalaman mereka menjalani kebersamaan dengan keluarga selama Ramadan.

Sementara itu, Menteri Agama Nasaruddin Umar menambahkan bahwa Ramadan merupakan kesempatan yang baik untuk menanamkan nilai-nilai keagamaan kepada anak-anak.

“Mari kita manfaatkan Ramadan dengan sahur bersama, tadarus Al-Qur’an, dan salat Tarawih berjamaah. Ini akan menjadi pengalaman berharga yang memperkuat nilai-nilai moral dan keimanan mereka,” katanya.

Selain memperkuat nilai-nilai keluarga dan agama, Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Arifah Fauzi, menekankan pentingnya interaksi berkualitas bagi kesehatan mental anak-anak.

“Gerakan ini tidak hanya untuk Ramadan, tetapi diharapkan menjadi kebiasaan jangka panjang yang berkontribusi pada kesehatan mental anak dan meningkatkan ketahanan mereka terhadap berbagai tantangan kehidupan,” ujarnya.

Sebagai bentuk komitmen, enam kementerian, organisasi perempuan dan keagamaan, serta berbagai pemangku kepentingan lainnya menandatangani deklarasi ini.

Acara ditutup dengan pemukulan rebana sebagai simbol peluncuran gerakan, diiringi tepuk tangan meriah dari peserta yang hadir secara langsung maupun daring.

Melalui gerakan ini, pemerintah berharap semakin banyak keluarga yang menjadikan Ramadan sebagai waktu penuh kebersamaan, membangun kedekatan emosional, serta menciptakan kenangan berharga yang akan membentuk karakter anak-anak di masa depan. (R)

Berita Lainnya

Berita Terbaru