Jakarta (buseronline.com) – Direktur Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) Madrasah Ditjen Pendidikan Islam Kementerian Agama RI, Thobib Al Asyhar menegaskan bahwa profesi guru tidak akan tergantikan oleh kecerdasan buatan (AI) meskipun dunia pendidikan memasuki era teknologi canggih.
Dalam keterangannya di Jakarta, Thobib membantah prediksi yang menyatakan bahwa guru dan dokter akan digantikan oleh AI dalam sepuluh tahun ke depan.
Ia justru menilai, di tengah pesatnya perkembangan AI, peran guru semakin vital untuk mendampingi peserta didik dalam membentuk karakter dan mengembangkan fitrah belajar mereka.
“Guru tidak akan punah. Justru di tengah perkembangan AI, peran guru semakin penting untuk mendampingi anak-anak dalam membentuk karakter dan mengembangkan fitrah belajarnya,” ujar Thobib, seperti dilansir dari laman Kemenag.
Menurutnya, guru harus mampu beradaptasi dengan perubahan zaman. Salah satu langkah strategis adalah dengan memanfaatkan AI sebagai alat bantu (tools) dalam proses pembelajaran, bukan sebagai pengganti.
Guru yang menguasai pemanfaatan AI, lanjutnya, akan menjadi fasilitator pembelajaran yang lebih efektif dan kreatif.
“AI harus diposisikan sebagai alat bantu. Guru yang mampu memanfaatkan AI akan menjadi fasilitator pembelajaran yang lebih efektif dan kreatif,” jelasnya.
Selain aspek akademik, Thobib juga menekankan pentingnya peningkatan kompetensi guru dalam mendampingi dan membina karakter siswa.
Ia menilai, kompetensi pendampingan merupakan kunci dalam mengarahkan potensi fitrah belajar anak didik agar berkembang secara optimal.
“Guru harus menanamkan nilai-nilai positif kepada anak didik, membentuk sikap, cara pandang, dan perilaku beragama yang substantif serta berorientasi pada ketaatan kepada Allah,” tegas Thobib.
Thobib menyatakan optimisme bahwa dengan langkah-langkah strategis tersebut, profesi guru akan tetap eksis dan semakin relevan dalam membimbing generasi masa depan menghadapi tantangan zaman. (R)