Jakarta (buseronline.com) – Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemdiktisaintek) terus memperluas kemitraan global di bidang pendidikan tinggi.
Salah satunya ditandai dengan pertemuan antara Sekretaris Jenderal Kemdiktisaintek, Togar Mangihut Simatupang, dan Duta Besar Saint Lucia untuk Indonesia merangkap Wakil Tetap Saint Lucia untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), H E Menissa Rambally, di Jakarta, Kamis.
Pertemuan tersebut bertujuan memperkuat kerja sama bilateral, khususnya dalam bidang pendidikan tinggi, riset, dan pengembangan sumber daya manusia (SDM).
Dalam sambutannya, Sesjen Togar menekankan pentingnya peran pendidikan dan ilmu pengetahuan dalam mewujudkan visi besar Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, yakni Indonesia Emas 2045.
“Pendidikan, riset, dan sains adalah fondasi utama menuju negara maju. Kami berkomitmen penuh mendukung visi presiden, terutama melalui penguatan ketahanan pangan dan kualitas pendidikan tinggi,” ujar Togar.
Ia juga memperkenalkan program strategis terbaru bertajuk Diktisaintek Berdampak, yang diluncurkan pada 2 Mei 2025. Program ini menekankan pentingnya hasil riset dan pendidikan yang dapat dirasakan secara langsung oleh masyarakat.
Sebagai bentuk nyata kerja sama internasional, Indonesia menawarkan sejumlah program beasiswa untuk negara-negara berkembang, termasuk Saint Lucia. Dua warga negara Saint Lucia saat ini tercatat sebagai penerima beasiswa The Indonesian AID Scholarship (TIAS) dan sedang menempuh pendidikan teknik mesin di Institut Teknologi Bandung (ITB).
Menanggapi hal tersebut, Duta Besar Menissa Rambally menyampaikan apresiasi atas perhatian dan dukungan Indonesia terhadap peningkatan kapasitas SDM di negaranya.
“Kami mungkin negara kecil, tetapi kami memiliki ambisi besar. Pendidikan adalah kunci bagi pembangunan kami, dan dukungan Indonesia sangat berarti dalam perjalanan itu,” kata Menissa.
Ia menyatakan antusiasme untuk memperluas kerja sama pendidikan, termasuk mengirimkan lebih banyak mahasiswa Saint Lucia ke perguruan tinggi di Indonesia. Menissa juga menyoroti pentingnya pertukaran informasi, budaya, dan keilmuan untuk membangun pemahaman yang lebih luas antarnegara.
“Ini bukan hanya peluang pendidikan, tetapi juga investasi jangka panjang untuk kemajuan nasional kami,” tambahnya.
Selain kerja sama pendidikan, kedua pihak juga membahas potensi kolaborasi di bidang riset, pengolahan sumber daya lokal, dan promosi pariwisata. Sesjen Togar menyampaikan bahwa Indonesia dan Saint Lucia memiliki kesamaan tantangan dalam meningkatkan nilai tambah sumber daya alam secara lokal.
“Kami mendorong pengembangan teknologi berbasis potensi daerah dan pemrosesan lokal untuk memperkuat kemandirian ekonomi,” ujar Togar.
Melalui pertemuan ini, Indonesia dan Saint Lucia menyatakan komitmen bersama untuk membangun hubungan bilateral yang lebih kuat di bidang pendidikan tinggi, riset, dan pengembangan SDM. Kerja sama ini diharapkan turut mendukung pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDGs) 2030 secara nyata dan inklusif. (R)