Siborongborong (buseronline.com) – SMA Swasta PGRI-20 Siborongborong, Kabupaten Tapanuli Utara, resmi membuka Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) untuk Tahun Ajaran 2025/2026. Masa pendaftaran dibuka mulai 15 Mei hingga 14 Juli 2025 dan terbuka bagi seluruh lulusan SMP/MTs sederajat.
Kepala SMA PGRI-20 Siborongborong, Drs Alpa Simanjuntak MPd, menyampaikan informasi tersebut usai mengikuti peringatan Hari Lahir Pancasila pada Senin (2/6/2025). Dalam keterangannya, ia menjelaskan sejumlah persyaratan yang harus dipenuhi oleh calon peserta didik baru.
“Calon siswa cukup membawa fotokopi ijazah atau Surat Keterangan Lulus (SKL) atau rapor semester VI, pasfoto ukuran 3×4 sebanyak empat lembar, serta melampirkan Kartu Indonesia Pintar (KIP) atau PKH. Bagi siswa pindahan, wajib membawa surat keterangan pindah, rapor lengkap, dan surat Dapodik dari sekolah asal,” jelas Alpa.
Menurutnya, animo masyarakat terhadap SMA PGRI-20 terus meningkat dari tahun ke tahun. Hal ini terbukti dari jumlah peserta didik yang mencapai sekitar 1.000 orang pada tahun ajaran sebelumnya, di mana 700 siswa di antaranya merupakan penerima manfaat KIP.
Didirikan pada 21 Mei 1999, SMA PGRI-20 Siborongborong kini menjadi salah satu sekolah swasta favorit di wilayah Tapanuli Utara. Kualitas pendidikan yang baik dan pengelolaan sekolah yang profesional membuatnya dikenal tidak hanya di tingkat regional, tetapi juga nasional. Banyak alumni sekolah ini yang telah bekerja di berbagai instansi pemerintah maupun perusahaan swasta ternama.
“Sekolah ini diasuh oleh guru-guru berpengalaman dari berbagai bidang keilmuan. Kami juga memiliki kegiatan ekstrakurikuler seperti Pramuka, Paskas (Pasukan Pengibar Sekolah), olahraga, seni tari dan musik tradisional, serta pembinaan kerohanian setiap hari Sabtu,” ungkap Alpa yang juga menjabat sebagai Ketua PGRI Tapanuli Utara.
Sebagai bentuk dukungan pemerintah terhadap peningkatan mutu pendidikan, pada tahun ini SMA PGRI-20 menerima bantuan hibah berupa laboratorium IPA dan komputer lengkap dengan perabotan penunjang. “Dengan adanya fasilitas baru ini, kami optimistis siswa dapat belajar lebih optimal,” tambahnya.
Saat ditanya mengenai strategi pendidikan dalam menghadapi era digital, Alpa Simanjuntak menegaskan pentingnya peran sekolah dalam menanamkan nilai-nilai Pancasila secara nyata kepada siswa. Hal ini sejalan dengan program Asta Cita yang dicanangkan oleh Presiden Prabowo Subianto.
“Pendidikan nilai Pancasila harus dimulai sejak dini, tidak hanya secara formal dalam pelajaran, tetapi juga dalam kehidupan sehari-hari di lingkungan sekolah dan keluarga. Generasi muda harus dibentuk agar cerdas secara intelektual, tangguh secara karakter, dan memiliki integritas moral,” katanya.
Lebih jauh, Alpa mengingatkan pentingnya etika dan tanggung jawab dalam penggunaan ruang digital. “Media sosial bukan ruang bebas nilai. Kita harus membangun kesadaran bersama bahwa etika, toleransi, dan saling menghargai harus ditegakkan di ruang digital. Pancasila harus menjadi panduan kita dalam berinteraksi di dunia maya,” tegasnya.
Ia juga mengajak seluruh pihak untuk memerangi hoaks, ujaran kebencian, dan provokasi melalui literasi digital serta semangat gotong royong.
Menurut Alpa, keberhasilan pendidikan karakter tidak bisa hanya dibebankan pada pihak sekolah. Peran serta orang tua sangat penting untuk membentuk pribadi anak yang berakhlak dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
“Karakter tidak bisa dibentuk hanya di sekolah. Dibutuhkan sinergi dengan orang tua. Karena itu, mari kita tanamkan nilai-nilai Pancasila sejak dini untuk menciptakan generasi yang unggul dan berkepribadian Indonesia,” tutupnya. (T1)