Jakarta (buseronline.com) – Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi Republik Indonesia (Kemendikbudristek RI) melalui Balai Layanan Platform Teknologi (BLPT) melakukan kolaborasi dengan komunitas belajar, yaitu Duta Teknologi dan Kapten Belajar.id.
Sebanyak 202 guru terpilih akan terlibat untuk menginspirasi para pendidik dalam upaya penyebaran dan peningkatan pemanfaatan platform teknologi guna mendukung implementasi Kurikulum Merdeka di 34 provinsi.
Kepala Pusat Data dan Teknologi Informasi (Pusdatin) Kemendikbudristek, M Hasan Chabibie menyebutkan bahwa tugas para Duta Teknologi dan Kapten Belajar.id selama satu tahun ke depan adalah memanfaatkan, memberikan kontribusi, dan menyebarkan penggunaan platform teknologi berbasis e-pembelajaran dalam mendukung peran sebagai pendidik di daerah masing-masing.
“Mereka akan bergerak menginspirasi mewujudkan Merdeka Belajar melalui berbagai praktik baik dalam memanfaatkan platform teknologi. Mereka pun akan berkoordinasi dengan Dinas Pendidikan dan UPT di daerah dalam hal distribusi dan penyebaran platform teknologi berbasis e-pembelajaran ini,” jelasnya di Jakarta.
Duta Teknologi dan Kapten Belajar.id adalah pendidik terpilih dari kompetisi Pembelajaran Berbasis TIK (PembaTIK) sejak tahun 2017-2022 dan pemimpin komunitas pendidik berbasis akun belajar.id. Tahun ini, mereka akan dilibatkan secara langsung dalam kegiatan pemanfaatan berbagai platform e-pembelajaran yang dikembangkan.
Pertama, Rumah Belajar yaitu platform konten pembelajaran bagi siswa SD, SMP, dan SMA. Kedua, platform Merdeka Mengajar (PMM) yaitu platform edukasi untuk menjadi teman penggerak guru dalam mengajar, belajar dan berkarya, dalam penerapan Kurikulum Merdeka.
Ketiga, platform Rapor Pendidikan (PRP) yaitu platform berbasis data yang menyajikan hasil asesmen nasional dan data lain mengenai capaian hasil belajar satuan pendidikan ke dalam suatu tampilan terintegrasi.
“Duta Teknologi bukanlah bawahan Pusdatin atau BLPT, tetapi mereka adalah mitra/partner Pusdatin dan BLPT yang siap berkolaborasi memajukan pendidikan di Indonesia sebagai Jangkar Teknologi Pendidikan Indonesia,” ujarnya.
Lebih lanjut, Kepala Pusdatin mengatakan bahwa saat ini transformasi teknologi digital dalam dunia pendidikan telah dilakukan dengan mengedepankan pengembangan platform teknologi yang mengutamakan kebutuhan pemangku kependidikan.
Dalam dua tahun terakhir terutama selama pandemi Covid-19, platform teknologi ini terbukti bisa menunjang proses implementasi berbagai terobosan Merdeka Belajar secara lebih cepat dan efisien. Platform yang dimaksud adalah platform Merdeka Mengajar, platform Rapor Pendidikan maupun Rumah Belajar.
“Aktor utama peningkatan kualitas pendidikan di Indonesia adalah Bapak/Ibu guru. Dengan menggandeng guru dari 34 provinsi, platform lebih membumi dan lebih bermanfaat dalam berkontribusi dalam pendidikan kita,” ujar Hasan Chabibie seraya mendorong pemanfaatan platform pembelajaran digunakan lebih masif.
Kegiatan Sinergi Pusdatin, BLPT bersama Duta Teknologi dan kaptenbelajar.id juga turut menghadirkan Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan (Dirjen GTK), Nunuk Suryani sebagai pembicara kunci (keynote speaker).
Acara yang berlangsung pada pada tanggal 16-19 Maret 2023, dengan tema “Bergerak Menginspirasi Wujudkan Merdeka Belajar”, menghadirkan narasumber dari Bakti Kominfo yang menjelaskan program kerja dan kebijakan terkait digitalisasi pendidikan yang dilakukan oleh Kemendikbduristek.
“Diharapkan, sinergi antara Pusdatin, BLPT bersama Duta Teknologi dan Kapten Belajar.id ini mampu menciptakan pembiasaan pemanfaatan platform teknologi hingga menjadi kultur platform teknologi yang berujung pada pendidikan merata dan berkualitas,” harap Dirjen Nunuk Suryani.
Menurutnya, kehadiran berbagai platform pembelajaran merupakan persembahan bagi pendidik sebagai sarana untuk berkarya, mengajar, dan saling menginspirasi.
Oleh karena itu, kehadiran Duta Teknologi membantu para guru lain untuk menguasai dan memanfaatkan platform pembelajaran tersebut baik di sekolah maupun komunitas belajar di wilayahnya.
“Dampingilah para guru yang masih gagap teknologi di daerah,” pesan Nunuk Suryani.