Medan (buseronline.com) – Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI akan melaksanakan imunisasi tetes Rotavirus (RV) secara nasional. Imunisasi tersebut akan dimulai, Selasa (15/8/2023), untuk melindungi anak Indonesia dari kejadian diare berat.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Provinsi Sumut, Novita Sari mengatakan di Sumut sendiri ada sebanyak 111.331 bayi yang ditargetkan untuk mendapatkan imunisasi tersebut.
“Targetnya 111.331 orang. Tujuannya untuk melindungi bayi dari diare, karena saat ini diare merupakan penyebab kematian tertinggi nomor dua pada bayi dan balita,” ungkapnya kepada wartawan.
Novita menjelaskan, dari jumlah target itu, sasaran terbanyak adalah Kabupaten Deliserdang dengan jumlah 17.192 orang dan Kota Medan 13.909 orang. Imunisasi RV ini, sambungnya, akan dilaksanakan di 33 Kabupaten/Kota di Sumut.
“Kemaren sudah dilaunching secara Nasional. Pada tanggal 15 agustus, ini akan terus dilakukan karena akan menjadi imunisasi rutin,” jelasnya.
Lebih lanjut dia menerangkan, imunisasi RV ini akan diberikan sebanyak tiga dosis. RV1 pada bayi usia dua bulan, RV2 untuk bayi usia tiga bulan, dan RV3 untuk bayi usia empat bulan. “Keseluruhan imunisasi ini diberikan berupa tetesan,” terangnya.
Kota Medan sendiri, tutur Novita sebetulnya sudah mulai melaksanakannya sejak tahun 2022. Hanya saja, saat itu, imunisasi RV ini hanya ditujukan untuk satu kota se-Sumut. “Jadi pada tahun 2023 ini sudah seluruh Kabupaten/Kota yang harus melakukan Imunisasi RV ini,” paparnya.
Hingga saat ini, tambahnya, berdasarkan data manual yang dihimpun untuk capaian Kota Medan, untuk RV1 sebanyak 8.174 orang atau masih 24,5%. Kemudian RV2 sebanyak 7.220 atau 21,6% dan RV3 sebanyak 4.155 atau baru 12,4%. “Targetnya tentu adalah 100%,” pungkasnya.
Sementara itu, Juru Bicara Kemenkes dr Muhammad Syahril dalam keterangan tertulisnya menyatakan sasaran pemberian imunisasi RV dimulai paling cepat pada anak usia 2 bulan (atau bayi yang dilahirkan pada tanggal 16 Mei) yang akan diberikan sebanyak tuga dosis dengan jarak empat minggu antar dosis, dan imunisasi RV dosis terakhir diberikan pada bayi usia enam bulan 29 hari.
Pada tahun 2022, pemberian imunisasi RV di Indonesia dilaksanakan secara bertahap di 21 Kabupaten/Kota di 18 Provinsi dengan sasaran 196.876 bayi.
”Ada dua pertimbangan pada saat itu yaitu angka morbiditas dan mortalitas diare yang tinggi pada balita serta kesiapan sumber daya daerah dalam pelaksanaan imunisasi,” jelasnya.
Diare hingga saat ini masih menjadi salah satu penyebab kesakitan dan kematian tertinggi pada bayi. Data dari Indonesian Rotavirus Surveillance Network (IRSN) (Soenarto et al, 2017) sekitar 45% kasus rawat inap pada balita disebabkan oleh diare cair akut yang disebabkan Rotavirus.
Bahkan Sekitar 9,8% kematian pada bayi dibawah 12 bulan dan 4,55 kematian pada balita usia 12-59 bulan di Indonesia disebabkan oleh diare.
Penyelenggaraan imunisasi dilaksanakan secara terpadu dengan lintas program dan lintas sektoral dalam hal tenaga, sarana, dan dana mulai dari tingkat pusat sampai tingkat pelaksana
Seluruh kebutuhan vaksin dibebankan pada APBN, sedangkan biaya operasional dibebankan pada APBN, APBD dan sumber lainnya yang tidak mengikat. (P3)