32 C
Medan
Sabtu, Juli 27, 2024

Pakar Khawatirkan Covid-19 Varian Pirola, Bisa Secepat Ini Menularnya

Berita HariIni

- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -

Jakarta (buseronline.com) – Dunia kembali digegerkan dengan munculnya varian baru Covid-19 bernama ‘Pirola’ atau BA.2.86.

Pasalnya, varian ini memiliki jumlah mutasi paling banyak dibandingkan varian-varian corona lainnya, yakni sebanyak 35 mutasi.

Di samping tingkat penularannya, sejumlah ahli juga menyoroti risiko varian corona baru ini memiliki kemampuan yang besar untuk kabur dari perlindungan vaksin Covid-19 maupun infeksi virus corona secara alamiah.

Juga disebut sebagai BA.2.86, Pirola adalah varian virus corona jenis Omicron yang sangat bermutasi, yang muncul pada tahun 2021 dan menyebabkan lonjakan kasus dan kematian akibat Covid-19.

Hal ini juga berkaitan dengan risiko terjadinya lagi gelombang Covid-19, akibat varian Pirola.

“Ketika Omicron menyerang pada musim dingin tahun 2021, terjadi peningkatan besar dalam kasus Covid-19 karena sangat berbeda dari varian Delta, dan ia menghindari kekebalan baik dari infeksi alami maupun vaksinasi,” dikutip dari berita kesehatan Kemenkes RI.

“Jumlah mutasi yang begitu tinggi sungguh luar biasa. Saat XBB.1.5 beralih ke EG.5, mungkin ada satu atau dua mutasi. Namun pergeseran besar-besaran ini, yang juga kita lihat dari Delta ke Omicron, sangat mengkhawatirkan,” ujar dokter ahli penyakit dalam Scott Roberts.

Sembari ia menambahkan, sampai saat ini belum ada informasi pasti perihal dampak dari varian Pirola. Namun, penelitian tengah berlangsung.

Diambil dari sumber majalah Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC), varian Pirola awalnya terdeteksi di Israel dan kemudian diidentifikasi di Kanada, Denmark, Inggris, Afrika Selatan, Swedia, Norwegia, Swiss, dan Thailand.

Namun, CDC belum membeberkan tingkat keparahan gejala yang muncul pada pasien Covid-19 dengan infeksi varian Pirola.

“Masih terlalu dini untuk mengetahui apakah varian ini dapat menyebabkan penyakit yang lebih parah dibandingkan varian sebelumnya,” ungkap CDC.

CDC memantau dengan cermat tingkat rawat inap untuk mengidentifikasi potensi sinyal awal bahwa varian BA.2.86 menyebabkan penyakit yang lebih parah. (R3)

Berita Lainnya

Selamat Idul Fitri

Berita Terbaru