Tarutung (buseronline.com) – Ratusan massa perempuan yang tergabung dalam wadah Koalisi Nasional Perempuan Indonesia Kabupaten Tapanuli Utara (Taput) melakukan unjuk rasa di Mapolres Taput Jl Letjen Suprapto Tarutung, Rabu.
Di bawah terik matahari, massa yang keseluruhan dari kaum perempuan itu bergerak berjalan kaki dari Simpang Empat Tugu Lonceng pusat kota Tarutung melewati Jalan Sisingamangaraja menuju Mapolres Taput.
Seluruh massa tampak mengenakan pakaian serba hitam dan ikat kepala berwarna putih sebagai simbol keprihatinan atas harkat dan martabat perempuan yang terinjak-injak.
Perempuan mengalami intimidasi, dan melecehkan kehormatan salah satu tokoh perempuan Tapanuli Utara yakni Satika Simamora.
Berbagai spanduk berisi tuntutan aksi demontrasi yang dibawa massa bertuliskan: Tangkap dan Adili Penyebar Foto-foto Asusila Editan di Sipahutar, Tangkap TN dan BS, Polres Taput Tidak Netral dan Berpihak, Tangkap Bandar Narkoba dan Antek-anteknya dan berbagai spanduk tuntutan lainnya.
Tiba di Mapolres Taput, orator aksi Rosdiana Hutajulu menyampaikan tujuan aksi unjuk rasa karena harkat dan martabat perempuan telah dilecehkan dan diinjak-injak. Massa meminta bertemu langsung dengan Kapolres Taput, AKBP Ernis Sitinjak untuk mendengarkan aspirasi dan tuntutan massa.
“Kami mau bertemu langsung dengan pak Kapolres yang terhormat. Tolong suara kami didengar, harkat dan martabat perempuan telah terhina, kehormatan kaum perempuan diinjak-injak dan dihina melalui penyebaran foto-foto dan video editan oleh orang-orang yang tidak bertanggungjawab”, ucap Rosdiana.
Secara bergantian, orator aksi lainnya terus mendesak agar Kapolres Taput keluar dan menemui massa pengunjuk rasa. “Keluar, keluar, pak Kapolres tolong keluar temui kami,” teriak massa.
Hampir satu jam menunggu, Kapolres Taput tak kunjung menemui massa. Terik matahari yang semakin panas membuat ratusan massa semakin mendekat ke pintu gerbang Mapolres Taput yang dikunci dan dijaga sederet personil Polres Taput.
“Tangkap TN dan BS, pengedar dan pengedit video asusila. Kehormatan perempuan telah diinjak-injak, kehormatan Bunda Satika Simamora telah dihina. Usut tuntas penyebar foto-foto dan video porno editan,” teriak orator aksi lainnya.
Setelah hampir satu jam menyuarakan tuntutan, Kasat Reskrim Polres Taput, Iptu Efendi Purba, akhirnya bersedia menemui massa. “Mohon maaf para ibu-ibu yang cantik-cantik, kebetulan pak Kapolres sedang berada di Jakarta,” sebutnya.
Setelah mendengar penjelasan Kasat Reskrim, massa kemudian membacakan tuntutan yaitu:
1. Netralitas Polri pada pesta demokrasi Pilkada Taput 27 November 2024.
2. Usut tuntas kasus intimidasi perempuan.
3. Tegakkan supremasi hukum dan keberpihakan kepada korban.
4. Hapuskan segala bentuk ketidakadilan, penindasan dan intimidasi perempuan akibat sistem patriarkis
5. Perempuan juga manusia yang patut dihormati dan dihargai.
6. Perempuan butuh perlindungan bukan kecaman.
7. Yang melahirkan peradaban tidak pantas dilecehkan.
8. Tangkap hari ini juga, TN dan BS yang mengedit dan menyebarkan video porno.
9. Mengembalikan slogan Taput menjadi kota wisata iman, bukan wisata judi togel, narkoba dan preman.
10. Kapolres Taput diminta segera dicopot karena tidak becus menjaga keamanan di Taput.
Setelah mendengarkan seluruh tuntutan massa, Kasat Reskrim Iptu Efendi Purba, menerima 10 orang perwakilan massa. Massa mendesak paling lambat satu minggu sebelum Pilkada, seluruh tuntutan massa sudah harus dituntaskan Polres Taput dan meninggalkan lokasi. (T1)