25 C
Medan
Jumat, Januari 24, 2025

Pendekatan Deep Learning: Upaya Pengembangan Kompetensi Guru

Berita HariIni

- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -

Banyumas (buseronline.com) – Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) menggelar seminar nasional bertajuk “Quo Vadis Kompetensi Sosial Emosional Guru di Era Deep Learning” di Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, pada Selasa.

Seminar ini dihadiri oleh 1.730 guru dan kepala sekolah dari jenjang TK, SD, dan SMP di wilayah Banyumas.

Wakil Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah, Atip Latipulhayat, dalam sambutannya menegaskan pentingnya peningkatan kompetensi guru untuk mendukung terciptanya pendidikan yang bermutu bagi seluruh warga negara.

Menurutnya, hal ini sejalan dengan amanat konstitusi dan Asta Cita Presiden Prabowo Subianto untuk mencerdaskan kehidupan bangsa.

“Untuk mewujudkan pendidikan yang bermutu, kita harus memahami dan menghadapi tantangan yang ada. Oleh karena itu, kami telah merancang berbagai program untuk meningkatkan kualitas guru, baik dari sisi kompetensi pedagogik maupun keterampilan lainnya,” ujar Wamen Atip.

Ia juga menambahkan bahwa pendidikan berkualitas harus didukung oleh empat pilar utama, yaitu pemerataan layanan pendidikan, pembiayaan pendidikan afirmatif, pengembangan talenta unggul, dan layanan pendidikan yang inklusif.

Lebih lanjut, Wamen Atip menjelaskan konsep deep learning sebagai pendekatan pembelajaran yang berfokus pada tiga elemen utama:

1. Mindful Learning – pembelajaran dengan kesadaran penuh, di mana siswa diajak untuk fokus dan memperhatikan pikiran serta emosinya selama proses belajar berlangsung.

2. Meaningful Learning – pembelajaran yang relevan dengan kehidupan nyata, sehingga siswa dapat memahami tujuan dan manfaat dari materi yang dipelajari.

3. Joyful Learning – pembelajaran yang menyenangkan dan memotivasi siswa untuk belajar dengan antusias serta menumbuhkan rasa ingin tahu.

Menurut Wamen Atip, pendekatan deep learning dapat diterapkan secara efektif apabila guru memiliki kompetensi sosial emosional yang memadai dan memahami dinamika proses pembelajaran yang berpusat pada siswa.

Pj Bupati Banyumas, Iwanuddin Iskandar, mengapresiasi langkah Kemendikdasmen dalam menyelenggarakan seminar ini sebagai bagian dari upaya peningkatan mutu pendidikan di daerah.

“Kami menyadari bahwa pendekatan deep learning bukan sesuatu yang mudah diterapkan. Namun, melalui seminar ini, para guru mendapatkan wawasan baru yang akan membantu mereka dalam menghadapi tantangan di lapangan. Selain itu, kami juga berharap adanya perhatian lebih terhadap kesejahteraan dan perlindungan guru,” ungkap Iwanuddin.

Senada dengan hal tersebut, Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Banyumas, Joko Wiyono, menyatakan bahwa guru perlu mendapatkan informasi yang akurat dan arahan langsung dari pemerintah pusat terkait arah kebijakan pendidikan nasional.

“Seminar ini menjadi sarana penting bagi guru untuk memahami kebijakan pendidikan yang berbasis kualitas dan keberlanjutan, sehingga mereka dapat berkontribusi lebih baik di sekolah masing-masing,” ujarnya.

Seminar ini diharapkan dapat memperkuat kolaborasi antara pemerintah pusat, daerah, dan masyarakat dalam mewujudkan pendidikan berkualitas yang inklusif dan berkelanjutan.

Dengan adanya pemahaman yang lebih baik terhadap program prioritas Kemendikdasmen, diharapkan guru dapat menjadi agen perubahan dalam penerapan pembelajaran yang inovatif dan efektif di era deep learning. (R)

Berita Lainnya

Berita Terbaru