Jakarta (buseronline.com) – Wakil Menteri Keuangan (Wamenkeu) Thomas Djiwandono menegaskan optimisme Indonesia meski dihadapkan dengan tantangan perang tarif antara Amerika Serikat dan Tiongkok. Hal ini disampaikan dalam pidato kunci pada HSBC Summit 2025 yang digelar di Jakarta, Selasa.
Thomas mengungkapkan bahwa meskipun situasi global penuh ketidakpastian, Indonesia tetap menunjukkan kinerja fiskal yang solid. Berdasarkan data terbaru, hingga 31 Maret 2025, pendapatan negara tercatat sebesar Rp516,1 T atau 17,2% dari target yang ditetapkan.
Sedangkan realisasi belanja negara mencapai Rp620 T, yang merupakan 17,1% dari pagu APBN. Dibandingkan bulan sebelumnya, belanja negara meningkat hampir dua kali lipat dari Rp348,1 T. Defisit anggaran tercatat 0,43% dari PDB, mencerminkan pengelolaan fiskal yang hati-hati.
“Pencapaian ini menunjukkan bahwa pemerintah Indonesia telah merencanakan dan melaksanakan anggaran dengan cermat serta responsif terhadap dinamika perekonomian,” ungkap Thomas Djiwandono.
Selain itu, ia juga menyampaikan bahwa Indonesia berhasil mencatatkan pertumbuhan ekonomi 5,03% pada tahun 2024. Pada kuartal IV-2024, PDB tumbuh 5,02% (yoy), dengan sektor konsumsi rumah tangga dan manufaktur yang mendorong pertumbuhan tersebut. Inflasi pada Maret 2025 tercatat hanya 1,03% (yoy), sementara surplus perdagangan Indonesia terus berlanjut selama 59 bulan berturut-turut sejak Mei 2020.
“Di tengah ketidakpastian global, Indonesia tetap menunjukkan kinerja ekonomi yang relatif sehat,” ujar Wamenkeu.
Untuk tahun 2025, pemerintah berencana memfokuskan APBN pada peningkatan pendapatan negara dan efisiensi belanja. Program-program prioritas seperti program makanan bergizi gratis dan koperasi desa akan menjadi fokus utama dalam kebijakan fiskal pemerintah.
Thomas menambahkan, kebijakan ini akan terus didorong untuk memastikan tercapainya target pembangunan jangka panjang.
“Pemerintah juga mengutamakan pengembangan sumber daya manusia, ketahanan pangan, energi, dan air, serta hilirisasi komoditas untuk mendorong pertumbuhan ekonomi berkelanjutan,” pungkas Wamenkeu. (R)