Jakarta (buseronline.com) – Indonesia menjadi tuan rumah penyelenggaraan Indonesia International Valuation Conference (IIVC) 2025 yang digelar di ICE BSD, Tangerang, pada Rabu.
Dalam sambutannya, Wakil Menteri Keuangan (Wamenkeu) Thomas Djiwandono menekankan pentingnya transformasi dalam profesi penilai agar mampu menjawab tantangan Revolusi Industri 5.0 dan perkembangan teknologi global.
“Penilai harus menjadi arsitek yang terpercaya, bukan sekadar pengguna data,” ujar Wamenkeu Thomas. Ia menyoroti pentingnya penguasaan teknologi, termasuk big data, kecerdasan buatan (AI), dan analisis digital sebagai landasan profesionalisme di bidang penilaian modern.
Konferensi berskala internasional ini menghadirkan tokoh-tokoh terkemuka, seperti Lim Hwee Hua, Mantan Menteri Keuangan dan Transportasi Singapura, serta Marty Natalegawa, Mantan Menteri Luar Negeri Indonesia. Acara juga dihadiri ratusan profesional dari dalam dan luar negeri.
Wamenkeu menyampaikan bahwa transformasi digital merupakan bagian penting dari strategi besar pemerintah menuju Indonesia Emas 2045. Dalam kerangka itu, Indonesia menargetkan kenaikan peringkat dalam Global Digital Competitiveness Index dari posisi ke-43 menjadi ke-30, dengan fokus pada penguatan infrastruktur digital, adopsi teknologi lintas sektor, dan peningkatan literasi digital.
“Indonesia sudah mencatat kemajuan pesat dalam sektor jasa keuangan dan perdagangan ritel dengan hadirnya inovasi seperti e-commerce, pembayaran digital, dan pemanfaatan AI. Sektor jasa penilaian harus mengikuti perkembangan ini,” ungkapnya.
Konferensi IIVC 2025 yang berlangsung selama dua hari ini juga menjadi forum strategis untuk berbagi pengalaman antarpenilai profesional dan mendorong penyelarasan standar penilaian internasional dengan konteks lokal Indonesia.
Kegiatan ini diharapkan menjadi momentum penting dalam penguatan kualitas SDM penilai, mendorong adopsi teknologi, serta memperkuat posisi Indonesia dalam jaringan profesi penilai global. (R)