Pulau Taliabu (buseronline.com) – Pemerintah pusat terus menunjukkan komitmennya dalam meningkatkan layanan kesehatan di daerah terpencil. Salah satu langkah strategis yang dilakukan adalah peningkatan status Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Bobong dari tipe D menjadi tipe C.
Menteri Kesehatan RI Budi Sadikin mengungkapkan bahwa peningkatan status RSUD Bobong merupakan bagian dari program nasional untuk memperkuat layanan kesehatan di daerah.
“Ini adalah tahap groundbreaking dari peningkatan status RSUD Bobong, yang sekarang akan berstatus sebagai rumah sakit tipe C,” ujar Menkes dalam kunjungannya ke RSUD Bobong, Sabtu.
Langkah ini merupakan bagian dari program quick win Presiden yang menargetkan pembangunan 66 rumah sakit, dengan 32 rumah sakit di antaranya diharapkan selesai pada tahun ini.
Pembangunan RSUD Bobong ditargetkan rampung pada akhir 2025. Rumah sakit ini akan dilengkapi dengan fasilitas kesehatan modern serta peralatan medis canggih guna memastikan setiap pasien mendapatkan pelayanan terbaik.
Menkes menegaskan bahwa lima jenis penyakit utama yang menjadi prioritas pelayanan di RSUD Bobong adalah stroke, penyakit jantung, kanker, penyakit ginjal, serta kesehatan ibu dan anak. Dengan peningkatan fasilitas dan tenaga medis, diharapkan angka kematian akibat penyakit-penyakit ini dapat ditekan.
“Kami ingin agar semua jenis penyakit bisa ditangani dengan baik di rumah sakit ini tanpa perlu ada rujukan keluar,” tambahnya.
Menkes juga menekankan pentingnya peran Pemerintah Daerah dalam mendukung operasional rumah sakit, terutama dalam penyediaan tenaga medis.
“Bupati harus membantu mencari tenaga medis, terutama dokter spesialis. Minimal ada tujuh spesialis di rumah sakit ini,” tegasnya.
Bupati Pulau Taliabu, Aliong Mus, menyampaikan apresiasi atas dukungan penuh dari Kementerian Kesehatan dalam pembangunan RSUD Bobong.
“Alhamdulillah, dengan dukungan Kementerian Kesehatan, hari ini kami menyaksikan sejarah besar, yaitu peningkatan status RSUD Bobong dari tipe D menjadi tipe C. Ini menandakan adanya peningkatan pelayanan, infrastruktur medis yang lebih baik, serta tenaga medis yang lebih kompeten,” ujar Aliong.
Namun, Aliong juga menyoroti sejumlah tantangan yang masih dihadapi, terutama terkait pemerataan akses kesehatan di seluruh kecamatan di Pulau Taliabu.
“Kami berharap dukungan lebih lanjut dari pemerintah pusat, baik dalam bentuk infrastruktur, tenaga medis, maupun program kesehatan lainnya,” kata Aliong.
Ia juga mengungkapkan bahwa keterbatasan anggaran dan sulitnya akses transportasi masih menjadi tantangan utama.
“Jika terjadi rujukan, perjalanan bisa memakan waktu antara 5 hingga 20 jam. Ini sering kali berujung pada kejadian tragis di mana pasien meninggal dunia selama perjalanan menuju rumah sakit lain,” jelasnya.
Dengan peningkatan status RSUD Bobong dan dukungan dari berbagai pihak, diharapkan layanan kesehatan di Pulau Taliabu semakin berkualitas dan mampu memberikan manfaat jangka panjang bagi masyarakat. (R)