26 C
Medan
Jumat, November 22, 2024

Dinas Kesehatan Lakukan Pencegahan Monkeypox

Berita HariIni

- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -

Medan (buseronline.com) – Dinas Kesehatan Provinsi Sumut melakukan pencegahan dengan melakukan pengawasan ketat di pintu masuk Sumut untuk mencegah kasus monkeypox.

Kepala Dinas Kesehatan Sumut dr Alwi Mujahit Hasibuan MKes mengatakan pihaknya akan melakukan peningkatan kewaspadaan, terutama di pintu masuk, bekerjasama dengan Kantor Kesehatan Pelabuhan.

“Kementerian Kesehatan sudah menyampaikan surat edaran ke seluruh jajaran dan diharapkan surveilans bisa lebih ditingkatkan sebagai bagian dari kewaspadaan terhadap monkeypox tersebut,” katanya di Medan.

Ia mengatakan respon menghadapi krisis/bahaya virus monkeypox ini tentunya membutuhkan focus utama yaitu masyarakat harus memiliki wawasan dan edukasi yaitu komunikasi resiko monkeypox.

Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (Kabid P2P) Dinas Kesehatan Sumut Novitas Rohdearni Saragih menambahkan, edukasi yang perlu diketahui masyarakat antara lain adalah hindari kontak dengan hewan yang dapat menjadi reservoir virus, termasuk hewan yang sakit atau ditemukan mati di daerah dimana cacar monyet terjadi.

Kemudian sebutnya hindari kontak dengan bahan apapun seperti tempat tidur yang pernah bersentuhan dengan hewan sakit. Pisahkan pasien yang terinfeksi dari orang lain yang mungkin beresiko terinfeksi.

“Lakukan cuci tangan yang baik dan benar setelah kontak dengan hewan dan manusia yang terinfeksi, gunakan APD dan memasak daging dengan benar dan matang,” tambahnya.

Novita menyebutkan pilar pencegahan monkeypox ada empat yaitu deteksi, perlu jangkauan testing, vaksinasi dan public dan society outreach.

Di Medan sendiri, Kepala Dinas Kesehatan Kota Medan, dr Taufik Ririansyah mengatakan untuk Medan pada saat ini pihaknya berupaya melakukan pencegahan, yang dilakukan adalah sosialisasi tentang penyakit monkeypox dan cara penularannya yang ditujukan kepada sasaran populasi kunci dan pasangan berisiko HIV.

Sebelumnya, Kementerian Kesehatan RI mengatakan penularan kasus aktif cacar monyet atau monkeypox (mpox) berasal dari transmisi lokal. Sejauh ini total 15 kasus cacar monyet ditemukan di RI, 14 di antaranya merupakan kasus aktif.

“Sekarang udah transmisi lokal, jadi kalau mau cari kasus tertular dari negara lain bisa tapi yang paling penting, setiap ada kasus konfirmasi kami kejar dan langsung kita ambil sampel,” kata Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kemenkes RI dr Maxi Rein Rondonuwu dalam konferensi pers virtual, Kamis (26/10/2023).

Maxi membeberkan kronologis temuan kasus pertama kali di RI hingga kondisi saat ini. Kemenkes mengindikasi adanya satu probable (orang yang menampakkan gejala namun belum dites PCR) cacar monyet yang bergejala. Namun, orang tersebut menolak diambil sampel karena suatu alasan. Padahal, kata dia, orang itu memiliki riwayat perjalanan ke luar negeri.

“Kami sudah mencoba mengurutkan timeline siapa yang kena pertama. Jadi ada satu kasus probable. Kami melihat Agustus sudah ada gejala. Tapi kami nggak ambil sampel dan agak sulit dan dia pengakuan kasus kedua tidak berhubungan dengan pertama,” terangnya. (P3)

Berita Lainnya

Berita Terbaru