Jakarta (buseronline.com) – Kepolisian Republik Indonesia (Polri) menggelar operasi besar-besaran secara serentak untuk memberantas praktik premanisme yang marak terjadi di berbagai wilayah Indonesia.
Operasi ini dilaksanakan oleh seluruh jajaran kepolisian dari tingkat Polda hingga Polres, sesuai dengan instruksi dalam surat telegram Nomor: STR/1081/IV/OPS.1.3/2025.
Karopenmas Divisi Humas Polri, Brigjen Pol Trunoyudo Wisnu Andiko menyatakan bahwa penanganan premanisme tidak bisa hanya dilakukan oleh kepolisian.
Oleh karena itu, Polri membangun sinergi dengan Tentara Nasional Indonesia (TNI), pemerintah daerah, dan pemangku kepentingan lainnya guna menjamin keberhasilan operasi.
“Koordinasi lintas sektor krusial untuk menjamin keberhasilan operasi dan menciptakan stabilitas jangka panjang,” ujar Trunoyudo dalam keterangan tertulis, seperti dilansir dari laman Humas Polri.
Ia menambahkan bahwa premanisme bukan hanya persoalan hukum, tetapi juga merupakan masalah sosial yang memerlukan pendekatan multidimensi. Untuk itu, Polri tidak hanya mengandalkan penegakan hukum, tetapi juga mengedepankan kegiatan preventif dan pre-emtif.
Polri juga mengoptimalkan pendekatan intelijen dalam operasi ini. Informasi dari masyarakat, tokoh lokal, dan aparat non-polisi akan dikumpulkan dan diolah untuk mengidentifikasi titik-titik rawan serta pelaku-pelaku yang selama ini meresahkan.
Menurut Trunoyudo, keterlibatan pemerintah daerah sangat penting karena banyak kasus premanisme terjadi di area strategis seperti pasar, pelabuhan, terminal, dan kawasan lain yang berada di bawah pengawasan pemda.
“Kolaborasi ini akan meningkatkan efektivitas pengawasan dan penindakan di lapangan,” jelasnya.
Melalui kerja sama dengan TNI, Polri berharap dapat menindak tegas para pelaku sekaligus memberikan efek gentar kepada jaringan premanisme yang lebih luas.
“Kami ingin memberikan pesan tegas bahwa negara hadir untuk melindungi masyarakat dari rasa takut dan ketidakpastian,” pungkasnya. (R)