26 C
Medan
Sabtu, November 23, 2024

Pemkab Rembang Lantik 14 Bunda Literasi

Berita HariIni

- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -

Rembang (buseronline.com) – Guna meningkatkan minat membaca buku masyarakat, Dinas Kearsipan dan Perpustakaan (Dinarpus) Kabupaten Rembang mengaktifkan perpustakaan hingga ke tingkat desa, melalui Bunda Literasi yang menjadi program pemerintah pusat.

Kepala Dinas Kearsipan dan Perpustakaan (Dinarpus) Rembang Achmad Sholchan menyampaikan perkembangan teknologi digitalisasi yang semakin pesat membuat budaya membaca buku semakin tertinggal. Orang-orang saat ini cenderung menggunakan smartphone untuk mencari dan membaca buku secara online, ketimbang datang ke perpustakaan.

Untuk itu, lanjutnya, diperlukan kerja keras dan kerja sama untuk membangun budaya literasi agar lebih baik. Sehingga, generasi muda tidak tersesat dengan cara berliterasi yang salah.

“Peran tokoh sentral di lingkungan masing-masing, menjadi sangat penting. Peran itu sangat tepat diemban oleh Bunda Literasi,” katanya, pada pelantikan 14 Bunda Literasi dari 14 kecamatan, di Hotel Pollos.

Bupati Rembang Abdul Hafidz menyampaikan Bunda Literasi merupakan sosok pegiat literasi yang diharapkan sebagai panutan yang memiliki kompetensi, serta mampu memberikan teladan dan memberi inspirasi masyarakat di daerahnya, dalam meningkatkan minat baca dan literasi.

Menurutnya, Bunda Literasi merupakan mitra utama pemerintah daerah, dalam upaya memajukan gerakan literasi, dengan menciptakan lingkungan masyarakat yang gemar membaca dan sebagai tokoh penggerak, serta inspirasi, dalam mempercepat peningkatan minat baca di masyarakat.

“Bunda Literasi kabupaten dan kecamatan, serta pustakawan sebagai pelopor budaya membaca yang harus bersinergi. Karena, membaca itu bukan hanya membaca, tapi ada kandungan nilai-nilai yang luar biasa, menghayati, sampai mengeksekusi atau mengamalkannya,” bebernya.

Bupati menegaskan, untuk mendongkrak budaya literasi, harus ada gerakan secara masif sampai ke tingkat desa. Sebab, di desa-desa, sudah terdapat sarana dan prasarana literasi, meski sejauh ini masih belum sempurna. (R)

Berita Lainnya

Berita Terbaru