29 C
Medan
Senin, November 25, 2024

Sejak 2021, Kolaborasi Kemendikbudristek dengan Ibu Penggerak Lahirkan Praktik Baik bagi Masyarakat

Berita HariIni

- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -

Tangerang (buseronline.com) – Sejak tahun 2021, Kemendikbudristek RI menjalin kerja sama dengan berbagai komunitas dalam menyebarluaskan kebijakan dan program kepada masyarakat, salah satunya Komunitas Ibu Penggerak Sidina.

Sebagai kepanjangan tangan Kemendikbudristek, Komunitas Sidina bergerak aktif dalam memberikan pengimbasan kepada masyarakat sekitarnya, dan hingga kini banyak diperoleh dampak positif bagi penerima informasi.

Plt Kepala Biro Kerja Sama dan Hubungan Masyarakat Anang Ristanto mengapresiasi atas kolaborasi yang telah dijalin bersama Komunitas Sidina.

“Ini adalah kesempatan untuk memajukan pendidikan Indonesia, karena Kemendikbudristek tidak bisa berjalan sendiri dalam menyebarluaskan kebijakan,” ujar Anang dalam sambutannya pada kegiatan Training of Trainer (ToT) Fasilitator Ibu Penggerak di Tangerang.

Melalui kegiatan ini, Anang berharap agar peserta dapat saling berbagi praktik baik implementasi Merdeka Belajar yang telah dirasakan di daerahnya.

Tanti Amelia, salah satu Ibu Penggerak dari Komunitas Sidina wilayah Tangerang, Banten sangat terbantu dengan adanya informasi edukasi terkait tiga dosa besar yang difasilitasi Komunitas Sidina bersama Kemendikbudristek.

“Sejak awal saya sangat tertarik dengan isi perundungan, kekerasan seksual, dan intoleransi. Dari situ saya jadi lebih paham sampai detail, sehingga bisa meneruskan ke ibu-ibu lainnya di sekitar saya,” ujarnya.

Diceritakan Tanti, ia membuat tulisan dalam blogger miliknya untuk berbagi pengetahuan tentang Tiga Dosa Besar yang ia peroleh.

Selain itu, Tanti juga melakukan sosialisasi di media sosial miliknya berupa program diskusi Bolu Kukus, yaitu forum diskusi ibu-ibu membahas materi sangkil dan mangkus (efisien dan efektif).

Melalui program yang dilaksanakan sekali setiap bulannya, dikatakan Tanti banyak ibu-ibu yang menjadi semakin paham tentang tiga dosa besar.

“Saya sangat mengapresiasi kebijakan Mas Menteri (Mendikbudristek) yang sangat konsen dengan pendidikan. Semoga pendidikan karakter akan semakin dipahami oleh orang tua dan mendidik anak-anak sesuai dengan nilai-nilai Pancasila, karena sejatinya orang tua adalah teladan yang paling nyata bagi anak,” harapnya.

Dalam kesempatan yang sama, Dian Ekawati Suryaman, Ibu Penggerak dari Sumenep, Jawa Timur mendukung kolaborasi Kemendikbudristek dengan Komunitas Sidina.

“Saya merasakan sangat bermanfaat, karena dari sini saya dapat ilmu banyak, khususnya Kurikulum Merdeka yang menarik bagi saya,” ujarnya.

Dian mengakui baginya Kurikulum Merdeka sangat memberikan keleluasaan untuk anak-anaknya karena prestasi non akademik menjadi lebih terakui.

“Kebetulan anak saya di jenjang SMP dan sering ikut kejuaraan renang, sehingga kerap kali izin sekolah. Dahulu ia sangat sedih karena yang dianggap pintar adalah anak-anak yang unggul mata pelajaran sains, namun sekarang dia merasa senang karena prestasi non akademiknya diakui,” ungkapnya.

Selain itu, dikatakan Dian bahwa anaknya kini semakin menikmati pembelajaran menggunakan Kurikulum Merdeka karena berbasis projek.

“Anak-anak jadi lebih enjoy dan happy karena mereka mengerjakan projek dalam satu kelompok, utamanya projek yang dibuat memang sering ia lakukan saat ini seperti membuat konten media sosial. Anak-anak jadi bisa berbagi ilmu juga dengan mengunggah konten yang mereka buat dari tugas tersebut,” ujarnya.

Melalui kebijakan Kurikulum Merdeka yang digulirkan Kemendikbudristek, Dian berharap pembelajaran anak akan semakin menarik dan menyenangkan, sehingga anak-anak terus semangat bersekolah.

“Mereka belajar dimanapun dengan senang, semoga anak-anak semakin semangat belajarnya,” pungkasnya.

Berita Lainnya

Berita Terbaru