Semarang (buseronline.com) – Pada akhir 2024, Provinsi Jawa Tengah berhasil memproduksi padi sebanyak 8.850.920 ton dari luas panen 1.554.931 hektare, yang menyumbang sekitar 16-17 persen terhadap kebutuhan pangan nasional.
Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan (Distanbun) Jawa Tengah, Supriyanto, mengungkapkan bahwa pencapaian ini merupakan hasil dari berbagai upaya yang dilakukan untuk mendukung ketahanan pangan, sesuai dengan arahan Asta Cita Presiden RI, Prabowo Subiyanto.
“Selama lima tahun terakhir, produksi padi Jateng berkontribusi sebesar 16-17 persen terhadap kebutuhan pangan nasional. Tahun ini, kami berhasil menghasilkan 8.850.920 ton padi dengan produktivitas mencapai 5,69 ton per hektare,” jelas Supriyanto pada Jumat (3/1/2025).
Supriyanto menjelaskan bahwa untuk mencapai hasil tersebut, Pemprov Jateng telah melakukan berbagai upaya, termasuk mendorong perluasan luas tanam padi, bantuan pompanisasi, rehabilitasi jaringan irigasi tersier (RJIT), serta penyediaan sarana dan alat mesin pertanian (alsintan).
Sebanyak 32 kabupaten di Jateng telah menerima bantuan pompanisasi, dengan 4.987 unit pompa yang dimanfaatkan oleh petani. Selain itu, program RJIT juga telah dilaksanakan di lima kabupaten, yakni Karanganyar, Rembang, Brebes, Semarang, dan Sukoharjo.
Bantuan lainnya yang diberikan oleh Distanbun Jateng mencakup 6.392.475 kilogram benih padi yang setara dengan luas tanam 255.699 hektare, serta pupuk NPK bersubsidi sebanyak 640.510 ton yang disalurkan ke 32 kabupaten/kota. Bantuan tersebut bersumber dari APBD dan APBN.
Supriyanto juga mengapresiasi peran serta petani dan dukungan berbagai pihak, termasuk TNI, BPS, Pusdataru, dan BMKG, dalam mencapai hasil yang maksimal. “Kami bangga dengan kerja sama yang terjalin antara petani dan berbagai instansi. Semoga kontribusi kami terhadap produksi pangan nasional terus meningkat,” pungkasnya.
Dengan pencapaian ini, Jawa Tengah semakin memperkuat perannya sebagai salah satu lumbung pangan utama di Indonesia. (R)