Jakarta (buseronline.com) – Wakil Menteri Keuangan (Wamenkeu) Suahasil Nazara menekankan pentingnya menjaga keseimbangan antara respons jangka pendek dan tujuan kebijakan jangka panjang untuk memastikan keberlanjutan ekonomi Indonesia.
Hal ini disampaikannya saat membuka Seminar Indonesia Credit Spotlight 2025 dengan tema “Balancing Short-Term Headwinds and Long-Term Policy Objectives” di Jakarta, Rabu.
Dalam pidatonya, Suahasil menyoroti bahwa meskipun dunia sedang menghadapi ketidakpastian ekonomi, Indonesia tetap berkomitmen untuk fokus pada pembangunan ekonomi yang berkelanjutan.
“Saya ingin menunjukkan kepada Anda bahwa Indonesia, meskipun menghadapi gejolak global ini, tetap menjaga fokus pada tujuan jangka menengah dan panjang untuk memastikan bagaimana Indonesia bisa berkembang secara ekonomi,” jelasnya.
Selain itu, Suahasil mengungkapkan bahwa pemerintah saat ini sedang mengoptimalkan efisiensi anggaran tahun 2025 dengan mengurangi pengeluaran yang tidak perlu dan belanja yang tidak relevan.
Langkah ini sejalan dengan Instruksi Presiden Nomor 1 Tahun 2025, yang menargetkan efisiensi sebesar Rp 256 triliun, atau sekitar 23-24% dari total anggaran kementerian.
Meskipun Indonesia mencatat defisit anggaran sebesar Rp 104,2 T pada akhir Maret 2025, Suahasil menegaskan bahwa angka ini masih dalam batas rencana anggaran yang telah disetujui bersama Dewan Perwakilan Rakyat (DPR). Pemerintah tetap berfokus pada mobilisasi pendapatan dan peningkatan rasio pajak untuk mendukung prioritas pembangunan.
Menutup pidatonya, Suahasil menegaskan komitmen pemerintah untuk menjaga kredibilitas anggaran. “Kami berkomitmen untuk menjaga kredibilitas anggaran, menjaga defisit anggaran di bawah 3%, dan memastikan efisiensi anggaran yang telah dimulai di awal 2025 dapat mendukung program pemerintah,” tegasnya.
Pernyataan ini mempertegas langkah pemerintah dalam menjaga stabilitas ekonomi nasional di tengah ketidakpastian global, sekaligus memperkuat fondasi pertumbuhan jangka panjang Indonesia. (R)