24.5 C
Medan
Sabtu, Desember 28, 2024

Kolaborasi Kemenkes dan BP2MI, Perluas Peluang Tenaga Kesehatan di Pasar Global

Berita HariIni

- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -

Jakarta (buseronline.com) – Pemerintah Indonesia, melalui Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dan Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI), berkomitmen meningkatkan jumlah tenaga kesehatan yang dikirim ke luar negeri.

Langkah ini diambil untuk memanfaatkan peluang besar di pasar global sekaligus meningkatkan kesejahteraan tenaga kesehatan Indonesia.

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menyatakan bahwa kebutuhan tenaga kesehatan dunia, terutama perawat, mencapai 6,4 juta orang. Namun, hingga kini, Indonesia baru mengirimkan sekitar 10.000 tenaga kesehatan.

“Saya menargetkan agar tahun depan kita dapat mengirimkan 2.000 tenaga kesehatan, lalu meningkat menjadi 5.000 hingga mencapai 10.000 tenaga kesehatan per tahun,” ujar Menteri Budi dalam pertemuan strategis dengan Kepala BP2MI Abdul Kadir Karding, Selasa (24/12/2024).

Menurut Budi, salah satu daya tarik bekerja di luar negeri adalah gaji yang jauh lebih tinggi dibandingkan di Indonesia. Di Jepang, perawat bisa memperoleh gaji sekitar Rp30 juta per bulan, sementara di Jerman mencapai Rp50 juta.

“Peluang ini tidak hanya membantu meningkatkan kesejahteraan tenaga kesehatan kita, tetapi juga mengangkat citra dan daya saing tenaga kesehatan Indonesia di dunia internasional,” tambahnya.

BP2MI telah mengambil langkah untuk mempermudah pengiriman tenaga kesehatan ke luar negeri. Abdul Kadir Karding menyebutkan bahwa pemeriksaan kesehatan akan disederhanakan dan disesuaikan dengan standar negara tujuan, tanpa tambahan syarat yang tidak relevan.

“Kami juga berkomitmen melakukan standarisasi biaya pemeriksaan kesehatan agar lebih terjangkau. Jangan sampai ada perbedaan besar, seperti di Jakarta Rp600 ribu, tetapi di daerah lain bisa mencapai Rp1,6 juta,” jelasnya.

Kemenkes juga berencana memperkuat peran Politeknik Kesehatan (Poltekkes) di berbagai daerah. Poltekkes akan diarahkan untuk menyesuaikan kurikulum dengan kebutuhan tenaga kesehatan di negara tujuan. Selain itu, pelatihan bahasa akan diberikan sejak awal guna meningkatkan kesiapan tenaga kesehatan untuk bekerja di luar negeri.

Kolaborasi Kemenkes dan BP2MI ini diharapkan tidak hanya memenuhi kebutuhan tenaga kesehatan dunia, tetapi juga memberikan dampak positif pada perekonomian Indonesia.

Dengan peluang pendapatan besar dan daya saing yang lebih kuat, program ini menjadi bagian penting dari upaya pemerintah untuk mendorong pembangunan ekonomi nasional dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat.

“Langkah ini adalah bukti nyata bahwa tenaga kesehatan Indonesia memiliki potensi besar untuk bersaing di pasar global,” tutup Menteri Budi. (R)

Berita Lainnya

Berita Terbaru